Hikmah & Wawasan

2 Racun Hati yang Perlu Muslim Ketahui


TSIRWAH INDONESIA – 
Hati adalah raja bagi anggota tubuh, seluruh pelaksanaannya sebagai titahnya. Aktivitas hati tidak dinilai benar jika semua aktivitasnya, tidak diniatkan dengan benar.

Pelurusan bagi hati merupakan hal yang penting dan paling utama untuk diseriusi, oleh umat muslim yang menempuh jalan menuju Allah subhanahu wa ta’ala. Terdapat dua racun hati yang perlu diketahui, simak penjelasan berikut: 

Rasullullah shalallahu alaihi wasallam menjadikan lurusnya sebuah hati sebagai syarat untuk lurusnya imam, lurusnya lisan sebagai syarat lurusnya hati. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: 

لاَ يَسْتَقِيْمُ إِيْمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ قَلْبُهُ وَ لاَ يَسْتَيْمُ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ لِسَانُهُ 

Artinya: “Keimanan seorang hamba tidak akan lurus sebelum hatinya, dan hatinya tidak akan lurus sebelum lurus lisannya,”(HR Imam Ahmad, Ibnu Abu Dunya dan Ali Bin Mas’adah).

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memerintah kepada umat muslim untuk berbicara yang baik-baik saja, dan diam dari selainnya. Membicarakan orang lain ataupun ghibah adalah salah satu dari bencana lisan. 

Menurut psikologi banyak bicara dapat mengakibatkan sulit untuk menjadi pendengar, dan hal ini cenderung dapat membuat ketidakseimbangan dalam berinteraksi. 

Hal itu juga dapat merusak hati dan menghilangnya rasa bahagia yang dirasakan di dunia dan menghilangnya suatu keberuntungan dan kemenangan untuk akhirat.

Baca Juga: Pentingnya Terapi Hati Lewat Tazkiyatun Nafs, Inilah Caranya

Banyak makan dapat mengeraskan hati, melemahkan daya pikir dan menguatkan hawa nafsu serta sifat mara. Rasullullah shalallahualaihi wasallam bersabda: 

مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٍ يَضْمَنُ صَلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لاَ مَحَلَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَ ثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَ ثُلُثٌ لِنَفَسِهِ

Artinya: “Tidak ada bejana yang diisi oleh anak Adam yang lebih buruk dari pada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga dari perutnya hendaknya diisi untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk nafasnya,” (HR Imam Ahmad).

Mengutip dari mudanews.com tentang perut, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengingatkan bahwa perut itu bukan wadah untuk menerima semua keinginan yang ingin dimakan, karna perut juga memiliki batas kemampuan.

Berlebihan makan dapat mendekatkan diri kepada hal yang buruk, rasa kenyang dapat mengendalikan diri kepada kemaksiatan dan mendatangkan rasa malas dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Banyak kemaksiatan yang telah datang akibat kekenyangan makanan, sehingga malas untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mengutip dari nu.or.id, terlalu banyak makan akan mendorong diri untuk melakukan perbuatan yang tidak baik, dari tangan, mata yang dapat terdorong untuk berbuat dosa 

Contoh yang seringkali dilakukan ketika makan dan minum berlebihan dan adzan sudah berkumandang, membuat diri malas untuk berdiri dari tempat duduk dan melaksanakan sholat. 

Bagi umat muslim yang mampu menjaga perutnya, juga mampu menjaga diri dari keburukan yang sangat besar.

Dua racun hati yang perlu diketahui umat muslim dibagi menjadi dua yaitu: banyak bicara, dan banyak makan.

Wallahu A’lam
Oleh Mei Anggelianti 

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator