Alquran & HaditsHikmah & Wawasan

Lafaz Basmalah dalam Ilmu Qira’at

TSIRWAH INDONESIA  Basmalah atau bismillah diucapkan, jika akan mulai melakukan sesuatu agar mendapat keberkahan dan keridaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pembahasan basmalah dalam Alquran, seluruh ulama qira’at sepakat membaca basmalah di awal surah, kecuali At-Taubah atau Al-Bara’ah.  

Tulisan kali ini akan mengupas secara sistematis mulai dari definisi, ayat dan hadis, lafaz basmalah, hukum, serta teknis membaca basmalah.

Makna basmalah (بسملة) adalah sebuah ungkapan: bismillahir rahmanir rahim. Seperti halnya lafaz hauqala (حوقل) ialah rangkaian kata-kata: la haula wa la quwwata illa billah.

Redaksi bacaan basmalah terdapat dalam firman Allah SWT surah An-Naml ayat 30:

اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Artinya: “Sesungguhnya (surat) itu berasal dari Sulaiman yang isinya (berbunyi), dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”   

Selain ayat di atas, terdapat hadis dalam Musnad Ahmad bin Hanbal dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alahi wassallam bersabda:

عن أبي هريرة، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: كل كلام، أو أمر ذي بال لا يفتح بذكر الله، فهو أبتر – أو قال: أقطع

Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: ‘setiap perkataan atau urusan yang mempunyai niat (tujuan) dan tidak dimulai dengan kata dzikir kepada Allah, maka urusan tersebut terputus dari keberkahan dan keridaan Allah SWT,” (HR. Ahmad bin Hanbal).

Sebagian ulama berkomentar bahwa yang dimaksud dzikir dalam hadis di atas adalah basmalah.

Tercatat redaksi basmalah dalam Alquran adalah:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Mahoa Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Tidak ada redaksi lain kecuali ini, sebagaimana terekam dalam Alquran, di antaranya surah An-Naml ayat 30 disebutkan secara eksplisit terkait membaca dan menulis.

Berdasarkan hadis dari Ahmad bin Hanbal di atas menjelaskan bahwa segala urusan yang tidak dimulai dengan basmalah akan terputus keberkahan dan keridaan dari Allah SWT.

Sebagian ulama memahami apabila lupa membaca basmalah di awal sebuah urusan, maka dianjurkan membaca ketika teringat, baik di awal maupun di akhir pekerjaan.

Para imam qira’at tujuh sepakat bahwa basmalah dibaca oleh qari’ ketika memulai bacaan di awal surah kecuali At-Taubah atau Al-Bara’ah.

Mereka berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah sebagai berikut :

Pertama, Ibnu Hajar dan Imam Khatib mengatakan haram membaca basmalah pada awal surah At-Taubah atau Al-Bara’ah.

Selain disebabkan basmalah tidak tertulis di awal surah, diturunkan berkaitan dengan ayat-ayat qital (peperangan), dan memuat ancaman bagi orang kafir dan munafik. Sedangkan basmalah adalah rahmat dan ketenangan.  

Kedua, Imam Ramli dan ulama lainnya menyatakan makruh membaca basmalah di awal dan sunnah di tengah surah At-Taubah atau Al-Bara’ah.

Teknis membaca basmalah di antara dua surah sebagai berikut:

Pertama, qath’ul jami’, yaitu waqaf pada akhir surah dan basmalah.

Kedua, qath’ul awwal wa washl al-tsani bi al-tsalits, yaitu waqaf pada akhir surah dan menyambung basmalah dengan awal surah.

Ketiga, washl al-jami’, yaitu menyambungkan akhir surah dengan basmalah dan awal surah.

Para ulama qira’at berbeda pendapat mengenai basmalah di antara dua surah sebagai berikut:

Pertama, Qalun, Ibnu Katsir, Ashim, dan Al-Kisa’I membaca basmalah di antara dua surah, kecuali antara Al-Anfal dengan At-Taubah atauBara’ah.

Kedua, Imam Hamzahmenyambung akhir surah dengan awal surah di seluruh Alquran tanpa membaca basmalah.  

Ketiga, Warsy, Abu ‘Amr, dan Ibnu ‘Amir membaca dengan tiga cara sebagai berikut:

1. Membaca basmalah di antara dua surah, kecuali antara Al-Anfal dengan At-Taubah atauBara’ah.

2. Menyambung akhir surah dengan awal surah di seluruh Alquran tanpa basmalah.

3. Membaca dengan saktah (berhenti membaca selama dua harakat tanpa bernafas, dengan ada niat meneruskan bacaan) di antara dua surah tanpa basmalah.

Apabila qari’ memulai bacaan Alquran dari tengah-tengah surah termasuk At-Taubah atau Bara’ah, maka hendaknya membaca ta’awwudz dan basmalah.

Seluruh surah dalam Alquran dipisah dengan basmalah kecuali At-Taubah. Berikut tiga cara menyambung Al-Anfal dengan awal At-Taubah menurut ulama qira’at:  

Pertama, membaca dengan washal, yaitu menyambungkan akhir surah Al-Anfal dengan awal At-Taubah.

Kedua, saktah pada akhir surah Al-Anfal, yaitu waqaf tanpa bernafas, kemudian membaca awal surah At-Taubah.

Ketiga, waqaf pada akhir surah Al-Anfal lalu membaca awal surah At-Taubah tanpa basmalah.

Wallohu A’lam
Oleh Anni Kholidah Ritonga

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator