Memahami Makna Basmalah: Para Ulama Memulai Mengarang Kitab dengan Basmalah
TSIRWAH INDONESIA– Sudah menjadi kebiasaan para ulama dalam memulai mengarang kitabnya pasti diawali dengan ‘Bismillahirrahmanirrahim‘. Karena, para ulama ingin mengikuti Al-Qur’an yang setiap awal surahnya diawali dengan basmalah, kecuali surah At-Taubah atau Al-Bara’ah. Selain itu, mereka juga ingin mengambil berkah pada lafadz basmalah.
Para ulama juga ingin mengikuti anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, sebagaimana hadist Nabi berikut ini:
كل امر ذي بال لا يبتدأ فيه ببسم الله فهو أقطع
Artinya: “Setiap perkara mulia yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah maka kurang berkah,” (HR Ibnu Hibban dan selainnya, Ibnu Shalah menyatakan hadits ini hasan).
Pada mulanya, melakukan perbuatan yang memiliki kebaikan di dalam agama dengan bacaan basmalah itu dianjurkan, kecuali dalam melakukan beberapa perbuatan, diantaranya: sholat dimulai dengan basmalah, karena sholat diawali dengan takbir, begitu juga khotbah, karena diawali dengan hamdalah.
Adapun memulai perbuatan yang diharamkan dengan basmalah hukumnya adalah haram.
BACA JUGA: Bacaan Basmalah: Statusnya di Berbagai Ayat Alquran, Hukum Tidak Membacanya saat Sholat dan lain-lain
Makna Basmalah
Lafadz Allah adalah nama bagi dzat Allah yang menunjukkan adanya, yang memiliki sifat kesempurnaan (layak bagi Allah) dan mustahil memiliki sifat kekurangan (tidak layak bagi Allah).
Sifat kurang (tidak layak bagi Allah) adalah sifat yang terdapat pada makhluk, di antaranya adalah sifat lemah, butuh kepada yang lain dan berubah.
Allah mustahil memiliki sifat-sifat tersebut, karena Allah berbeda dengan makhluknya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surah Asy-Syura ayat 11:
لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun dari makhluk-Nya yang menyerupai-Nya baik dari satu segi maupun dari semua segi dan dia maha mendengar dan maha Melihat.”
Lafadz ar-rahman bermakna yang banyak memberikan rahmat kepada orang-orang mukmin di dunia dan di akhirat.
Lafadz ar-rahim bermakna memberikan rahmat kepada orang-orang mukmin di akhirat. Artinya, hanya orang mukmin yang akan diberikan ampunan dan rahmat oleh Allah Subahanahu wa Ta’ala di akhirat.
Perbedaan Makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim
Pada lafadz ar-rahman, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan rahmat kepada orang mukmin di dunia, sedangkan pada lafadz ar-rahim, Allah memberi rahmat hanya kepada orang mukmin saja.
Hal tersebut karena jumlah huruf pada lafadz ar-rahman lebih banyak dari lafadz ar-rahim. Menurut para ulama, semakin banyak jumlah huruf dalam suatu kata, semakin banyak pula maknanya.
Penutup
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan nikmat kepada para hamba-Nya merupakan bentuk kewenangan-Nya, bukan kewajiban-Nya.
Wallohu A’lam
Oleh Khalawatul Iman