Hikmah & Wawasan

4 Anugerah bagi yang Berbuat Dosa, Simak Penjelasannya

TSIRWAH INDONESIA – Anugerah merupakan sesuatu pemberian nikmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan Allah SWT memberikan anugerah bagi yang berbuat dosa.

Banyak anugerah yang di dapatkan oleh manusia sebagai bagian dari makhluk Allah SWT, salah satunya yaitu terdapat dalam Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna.

Disamping itu, anugerah tersebut tentunya memiliki tujuan khusus yang menjadi tanggung jawab manusia sebagai penerima anugerah yaitu harus mengkhususkan seluruh ibadah hanya kepada Allah SWT.

Sebagai makhluk Allah SWT yang tentunya disamping diberikan kesempurnaan atau kelebihan sebuah anugerah tentunya juga tidak luput dari perbuatan salah dan juga dosa. Hal ini sebagaimana  hadis nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Artinya: “Setiap manusia memiliki kesalahan. Orang bersalah yang paling baik adalah orang yang bertaubat,”(HR. Ibnu Majjah).

Dinukil dari kitab Nashaihul ‘Ibad oleh Imam Nawawi Al-Bantani, terdapat empat anugerah bagi yang berbuat dosa, diantaranya sebagai berikut:

Baca Juga: Lakukan 3 Hal Ini Jika Ingin Dihapus Dosa-dosanya

Sa’ad bin Hilal pernah berkata:

وعن سعد بن هلال رحمه االله ان العبد إذا أذنب من االله تعالى عليه بأربع خصال لا يحجب عنه الرزق ولايحجب عنه الصحة ولايضهر عليه الذنب ولا يعاقبه عاجلا

Artinya: “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Hilal ra. bahwa ia pernah menyatakan: sesungguhnya seorang hamba meskipun berbuat dosa, tetapi Allah tetap memberinya empat perkata, yaitu: rizqi tidak akan dihalangi darinya, (begitu pula) kesehatan tidak akan dihalangi darinya, dosa tidak akan ditampakkan kepadanya dan siksaan tidak ditimpakan kepadanya dengan cepat.”

Rizki tidak hanya sebatas pada aspek materi saja, tetapi juga meliputi rezeki yang bersifat spiritual, emosional, dan sosial.

Manusia dianjurkan untuk bekerja keras, berusaha, dan selanjutnya berserah diri kepada Allah SWT dalam mencari rizki.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah At-Talaq ayat 3:

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya: “dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.”

Menjaga kesehatan badan merupakan salah satu bentuk ibadah karena tubuh yang sehat memungkinkan umat Islam untuk menjalankan ibadah dan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. 

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 31:

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

Artinya: “makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Ayat ini mengandung makna dan perintah untuk menjalani pola hidup sehat dengan melakukan aktivitas yang mendatangkan kebaikan dan menghindari aktivitas yang mendatangkan keburukan.

Prinsip yang membantu umat Islam meraih kesehatan sesuai dengan tuntunan agama yaitu pola makan seimbang dan halal, berolahraga, menjaga kebersihan, istirahat yang cukup, manajemen stres, dan menjauhi hal-hal yang merusak kesehatan.

Anugerah bagi umat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam yang berbuat dosa adalah rahmat dan ampunan Allah SWT yang melimpah.

Salah satu anugerah tersebut adalah Allah SWT tidak akan memperlihatkan dosa-dosa seseorang saat di dunia, sebagaimana hadits nabi:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ

Artinya: “Setiap umatku dimaafkan (dosanya) kecuali orang-orang menampak-nampakkannya,”(HR. Bukhari).

Mengutip dari m.kumparan.com, mujahirin adalah orang yang berbuat dosa dan mengungkapkan atau mengumbarnya dengan perasaan bangga.

Redaksi dalam kitab Nashaihul ‘Ibad disampaikan:

اى فى الساعة الحاضرة بل يمهله ولا يهمله

Artinya: “Pada saat yang seperti itu(berbuat dosa di dunia) Allah tidak langsung menyiksanya, tapi Allah tangguhnkan dan Allah juga tidak melupakannya.”

Allah menangguhkan dosa selama di dunia dan tidak akan mengabaikannya, Allah SWT memberikan kesempatan kepada makhluk untuk bertaubat dan memperbaiki diri tanpa langsung menghukumnya di dunia.

Itulah empat anugerah bagi yang berbuat dosa. Ini bukan berarti bebas untuk melakukan perbuatan dosa, tetapi perlunya menaati perintahNya, menjauhi  laranganNya serta kembali kepada kebenaran ketika melakukan salah dan lupa.

Wallahu A’lam
Oleh Sri Ayu Rismayanti

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator