Hikmah & WawasanTokoh & Sejarah

4 Fakta Sejarah Haji, Umat Muslim Harus Tahu

TSIRWAH INDONESIA – Haji adalah rukun Islam kelima, yang diwajibkan bagi yang mampu. Saat ini, dalam kalender Hijiriyah, umat Islam telah memasuki bulan Zulkaidah yang merupakan satu di antara tiga bulan haji bersama dengan Syawal dan sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah.

Ibadah haji adalah bentuk penghambaan dan sarana menempa sikap tawadhu’, seperti terlihat saat memakai ihram.

Nabi Ibrahim Alaihissalam, adalah nabi pertama yang diperintahkan oleh Allah Subhana Wa Taala untuk melaksanakan ibadah haji.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Alquran surah Al -Hajj ayat 26-27:

وَاِذْ بَوَّأْنَا لِاِبْرٰهِيْمَ مَكَانَ الْبَيْتِ اَنْ لَّا تُشْرِكْ بِيْ شَيْـًٔا وَّطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْقَاۤىِٕمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍۙ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), “Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apa pun dan sucikanlah rumah-Ku bagi orang-orang yang tawaf, dan orang yang beribadah dan orang yang rukuk dan sujud.

Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Baca Juga: Ulama 4 Mazhab, Bahas Tuntas Hukum Badal Haji

Pada masa kenabian Nabi Ibrahim AS, Allah SWT memerintahkan untuk membangun kembali Ka’bah sebagaimana firman-Nya dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 127:

وَاِذۡ يَرۡفَعُ اِبۡرٰهٖمُ الۡقَوَاعِدَ مِنَ الۡبَيۡتِ وَاِسۡمٰعِيۡلُؕ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّا ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ‏

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Professor Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Haji dan Umrah: Uraian Manasik, Hukum, Hikmah, dan Panduan Meraih Haji Mabrur, berkata: “Surah Al-Baqarah ayat 127 memberi kesan bahwa Ka’bah dibangun sebelum Nabi Ibrahim, karena Nabi Ibrahim AS bersama putranya bernama Ismail meninggikan pondasi Ka’bah, hal itu bisa terjadi karena bangunan Ka’bah pada saat itu sudah runtuh atau mungkin rata dengan tanah.”

Sebelum periode Islam, ibadah haji yang diperintahkan Allah SWT  kepada Nabi Ibrahim AS, terus ia laksanakan hingga wafat. Namun, seiring berjalannya waktu, ibadah tersebut telah melenceng. Orang-orang Arab setelah sepeninggal Ibrahim AS, melakukan kemusyrikan, kejahiliyahan, serta mengubah cara ibadah haji.

Setelah diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, kemudian ibadah haji disempurnakan dengan menghilangkan beberapa ritual kaum sebelumnya. Kemudian Rasululah SAW memurnikan ibadah tersebut atas izin Allah SWT dan menyembah hanya untuk kepada-Nya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: (بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Artinya: “Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Islam itu dibangun di atas lima dasar: persaksian (syahadat) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah subhanahu wa ta’ala dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa di bulan Ramadhan’,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dilansir dari dompetdhuafa.org, dalam kitab Tafsir Al Azhar, Profesor Abdul Malik Karim Amrullah menyebutkan bahwa haji disyariatkan kepada Nabi Muhammad SAW pada tahun kesembilan Hijriyah.

Hal ini sejalan dengan pendapat sebagian besar ulama yang merujuk pada tahun diturunkannya surah Ali Imran ayat 97, yakni pada tahun kesembilan Hijiriyah. Jumhur ulama menyepakati bahwa ibadah haji resmi disyariatkan Nabi Muhammad SAW pada tahun tersebut.

Firman Allah SWT dalam Alquran surah Ali Imran ayat 97:

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”

Dari keempat sejarah singkat haji di atas, sebagai umat Muslim dapat melihat, bagaimana Islam selalu datang menyempurnakan ibadah-ibadah yang telah dikerjakan oleh rasul atau pun nabi terdahulu. 

Semoga di bulan haji ini juga, keistimewaan ibadah haji menyertai umat Muslim serta kelak diberikan undangan untuk berhaji. Aamiin.

Wallahu A’lam
Oleh Jusman

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator