Hikmah & Wawasan

4 Permasalahan Lansia, Pembaca Perlu Tahu

TSIRWAH INDONESIA – Setiap tanggal 29 Mei diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Hal ini merupakan satu perhormatan bangsa Indonesia kepada para Lanjut Usia (Lansia), karena ikut serta mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

Lansia adalah seseorang yang berusia di atas enam puluh tahun. Sesuai dengan Undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia.

Usia Lansia merupakan masa penurunan produktivitas. Kondisi fisiknya mulai melemah. Gambaran fisik Lansia juga terdapat dalam Al Qur’an surah Yasin ayat 68:

ومن نعمره ننكسه فى الخلق افل  يعقلون (٦٨)

Artinya: “Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari kuat menuju lemah). Maka apakah mereka tidak mengerti?”

Berdasarkan penjelasan di atas, apa yang terjadi pada Lansia merupakan sunatullah. Siapapun yang mengalami masa tua, ia akan merasakannya. 

Dikutip dari Lampung.nu.or.id dan golantang.bkkbn.go.id terdapat empat permasalahan yang kerap dihadapi Lansia, berikut ulasannya:

Baca Juga: Dahsyat, Ini 5 Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua, Catat

Seorang Lansia ditandai dengan menurunnya produktivitas kerja. Pada usia ini, Lansia juga telah memasuki masa pensiun.

Hal  ini berdampak pada banyak aspek di kehidupan seperti pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, sandang, papan, kesehatan, rekreasi, dan kebutuhan sosial lainnya.

Masa pensiun, kontak sosial berkurang, baik kontak sosial dengan anggota keluarga, masyarakat, maupun teman kerja. Ini sebagai akibat terputusnya hubungan kerja. 

Berkurangnya kontak sosial tidak sejalan dengan hakikat manusia. Sebagai mahkhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Akibatnya dapat menimbulkan perasaan kesepian, dan murung. 

Lansia mesti banyak aktivitas, seperti bertemu para anggota kelompoknya. Demikian juga acara temu kangen, silaturahim, saling belajar, tukar informasi, dan saling bercanda. 

Aktivitas lainnya juga dapat diisi dengan kegiatan sosial keagamaan, menghadiri majlis ta’lim dan sebagainya.

Fungsi fisik Lansia menurun. Dampaknya ialah rentan terhadap berbagai penyakit seperti memorinya terganggu dan mengalami dimensia (kepikunan). 

Pada stadium akhir, gejala dimensia  berakibat lupa: terhadap auratnya sendiri, terhadap suami atau istri, maupun terhadap lingkungan sekitar.

Lansia menjalani masa tuanya dengan hidup sehat, bukan sakit-sakitan: pola hidup sehat, makanan bergizi, dan seimbang.

Selain itu, mereka juga perlu melakukan hal positif lainnya yaitu, olahraga, menghindari rokok, dan menghindari gejala gangguan kesehatan.

Lansia memasuki masa pensiun, muncul kekhawatiran dan cemas. Akibat kehilangan sebagian penghasilannya, kehormatan, dan harga diri.

Permasalahan psikologis yang dihadapi: kesepian, terasing dari lingkungan, ketidakberdayaan, dan perasaan tidak berguna. Selain itu, seringkali Lansia mengalami rasa kurang percaya diri, ketergantungan, dan keterlantaran (terutama bagi Lansia miskin). 

Hal di atas penyebab Lansia menderita Pos Power Syndrome.  Gejala-gejalanya: mudah tersinggung, mudah marah, egois, dan pundungan. Lansia membutuhkan rasa aman, rasa memiliki, dan dimiliki, serta rasa kasih sayang.

Itulah empat permasalahan yang dialami Lansia, perlu dukungan lingkungan yang kondusif, terutama pada tingkat keluarga, maupun lingkungan masyarakat.

Wallahu A’lam
Oleh Toto Abu Furqon

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator