Ingin Mendapat Ilmu yang Berkah, Lakukan 5 Hal Ini
TSIRWAH INDONESIA – Buah dari ilmu adalah kemanfaatannya. Sedangkan manfaat ilmu itu hanya diperoleh orang-orang yang dalam ilmunya terdapat keberkahan. Ilmu yang tidak bermanfaat menunjukkan tidak adanya keberkahan di dalamnya.
Seperti apa ilmu yang berkah dan manfaat itu, Imam Ghazali mengatakan dalam kitab Bidayat Al-Hidayah:
وَالعِلمُ النافِعُ هُو مَا يَزيدُ في خَوفِك مِن اللهِ تَعالى، ويَزيدُ في بَصِيرَتِك بعُيوبِ نفسِك، ويَزيدُ في مَعْرِفَتِك بِعبادةِ رَبِّك، ويُقَلِّلُ مِن رُغْبتِك في الدُّنيا، ويَزِيْد في رُغبَتِك في الآخِرَةِ، ويَفْتَحُ بَصِيْرَتِك بِآفاتِ أَعْمالِك حَتَّى تَحْتَرِزَ مِنْها، ويَطْلِعَك على مَكاَيِد الشَيطان وغُرُوْرِه،
Artinya, “Ilmu yang bermanfaat adalah menambah rasa takutmu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menambah kebijaksanaanmu dengan aib-aib dirimu, menambah rasa makrifat dengan beribadah kepada Tuhanmu, serta meminimalisasi kecintaanmu terhadap dunia, dan menambah kecintaanmu kepada akhirat, membuka pandanganmu atas perbuatan jelekmu, hingga kaudapat menjaga diri dari hal itu, serta membebaskanmu dari tipu daya setan,”
Berikut Tips Memperoleh Ilmu yang Bermanfaat
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, Syaikh Az-Zarnuji berkata:
اعْلَمْ أَنّ طالِبَ العلْمِ لا يَنالُ العِلمَ وَلا يَنتَفعُ بهِ إلا بِتَعْظِيْمِ العِلمِ وَأهْلِه وتَعظِيمِ الأُستَاذِ وتَوْقيرِهِ
Artinya: “Ketahuilah bahwasanya seorang penuntut ilmu tidak akan mendapatkan ilmu dan manfaatnya kecuali dengan memuliakan ilmu dan ahli ilmu, juga memuliakan guru dan menghormatinya.”
Baca Juga: Pentingnya Ilmu dalam Islam: Berikut 4 Keutamaan Mencari Ilmu
Memuliakan Ahli Ilmu
Ahli ilmu adalah mereka yang dimuliakan oleh Allah dengan diberi keluasan ilmu, yaitu para ulama. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11, Allah SWT secara jelas mengatakan:
یَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتࣲۚ
Artinya: “Allah akan mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang berilmu itu ditempatkan di posisi yang mulia oleh Allah, maka sudah selayaknya mereka dimuliakan dan dihormati terutama oleh para pencari ilmu supaya mendapatkan keberkahan.
Al-Alusi dalam Tafsir Ruh Al-Ma’ani mengutip perkataan As-Suyuthi dari Kitab Al-Ahkam:
مَعْنى الآيَةِ يَرْفَعُ اللَّهُ تَعالى المُؤْمِنِينَ العُلَماءَ مِنكم دَرَجاتٍ عَلى غَيْرِهِمْ
Artinya: “Makna ayat tersebut adalah Allah mengangkat derajat orang-orang mukmin yang ulama di antara kalian beberapa derajat di atas yang lain.”
Memuliakan Guru
Syaikh Az-Zarnuji lebih lanjut dalam kitabnya memberikan beberapa contoh sikap memuliakan guru, seperti tidak berjalan di depannya, tidak menduduki tempat duduknya.
Seorang penuntut ilmu juga sebaiknya tidak memulai pembicaraan tanpa seizin guru, tidak banyak mengobrol di dekatnya, memperhatikan waktu saat menemuinya, tidak mengetuk pintu rumahnya terus-menerus dan bersabar menunggunya.
Pada intinya, hendaknya seorang penuntut ilmu itu selalu mencari ridha guru dan menjauhi melakukan hal-hal yang sekira menyakitinya dan membuatnya marah.
Memuliakan Ilmu
Selain memuliakan ahli ilmu dan guru, seorang penuntut ilmu hendaknya mencari keberkahan ilmu dengan memuliakan ilmu itu sendiri.
Termasuk cara memuliakan ilmu adalah dengan cara selalu dalam keadaan suci ketika mengambil buku atau kitab, tidak menjulurkan kaki ke arah kitab, dan tidak meletakkan benda-benda lain di atas kitab.
Para ulama juga mengajarkan supaya meletakkan kitab secara berurutan, yaitu dengan memposisikan kitab tafsir di atas semua kitab.
Memuliakan ilmu juga berarti tidak memandang remeh suatu ilmu meskipun sudah dikuasai bahkan walau sudah mendengarnya ribuan kali, hendaknya tetap didengarkan dengan ta’dhim.
Baca Juga: Mabadi Asyrah: 10 Prinsip Dasar Sebuah Ilmu
Menghormati Teman Belajar
Secara umum, agama memang mengajarkan umat Islam supaya menghormati semua orang, dalam artian tidak memandang orang lain dengan pandangan merendahkan.
Dalam dunia pesantren, seorang penuntut ilmu hendaknya selalu menjaga hubungan pertemanan dengan selalu saling menghormati.
Tujuannya selain memang diajarkan oleh agama juga untuk mendapatkan faidah dan ilmu dari sesama teman. Pertemanan seperti inilah yang layak dibangun dan dipertahankan.
Menjauhi Akhlak yang Buruk
Syaikh Az-Zarnuji memberikan perumpamaan terhadap akhlak yang buruk itu seperti anjing, dimana malaikat yang merupakan perantara Allah memberikan ilmu kepada seseorang itu tidak akan mau mendekat berdasarkan hadis:
لا تَدْخُلُ المَلائِكَةُ بَيْتًا فيه كَلْبٌ ولا صُورَةٌ
Artinya: “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan patung,” (HR Bukhari).
Seorang penuntut ilmu harus menjauhi akhlak-akhlak tercela, terutama sifat sombong. Karena dengan kesombongan, ilmu tidak akan didapatkan.
Sebuah syair mengatakan
العِلْمُ حَرْبٌ لِلْمُتَعَالِيْ # كَالسَّيْلِ حَرْبٌ لِلْمَكَانِ الْعَالِيْ
Artinya: “Ilmu itu musuh bagi orang yang sombong, sebagaimana aliran air itu musuh bagi tempat yang tinggi.”
Kesimpulannya, orang yang mengharapkan mendapat ilmu yang berkah hendaknya memuliakan ilmu, ahli ilmu, dan guru. Selain itu juga menghormati sesama teman belajar dan menghindari perilaku atau akhlak yang buruk.
Wallahu A’lam
Oleh Maksum H. Hubaeib