Apa Saja Kebiasaan Para Penjaga Alquran, Ini Kisah Inspiratif di Antaranya
TSIRWAH INDONESIA – Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Al-Qur’an yakni untuk dibaca, difahami, dipelajari, diamalkan, serta dihafal. Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan Al-Qur’an mudah dihafal dan dipelajari sebagaimana dalam Qur’an surat Al-Qamar ayat 17:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
Artinya: “Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?.”
Para ulama terdahulu telah melanjutkan tradisi para penjaga Al-Qur’an salah satunya yaitu menghafal Al-Qur’an dengan penuh semangat. Dengan itu, sepatutnya kita mencontoh hal tersebut dengan menghafal Al-Qur’an sejak kecil.
Kisah Inspirasi dari Dua Anak Hebat
Tabarak Lubadi, seorang anak 4,5 tahun yang sekilas tidak ada isimewanya, ia suka bermain dan suka bercanda, layaknya balita seusianya. Namun, jika kita memintanya untuk melanjutkan ayat Al-Qur’an, Tabarak mampu menjawab secara akurat.
Bermula dari ayah Tabarak mengetahui bahwa sang buah hati memiliki kelebihan mudah menghafal. Awalnya tabarak menyanyikan sebuah lagu yang ia dengar di sebuah pesta dengan sempurna meski baru sekali didengarnya.
Alih-alih menjejali memori anaknya dengan lagu-lagu atau mengajari teknik bernyanyi, sang ayah, Dr. Kamil Labudi memilih untuk mengenalkan hafalan Al-Qur’an. Sejak itu, orang tua Tabarak mengajari sang anak menghafal Al-Qur’an dengan memutarkan bacaan Al-Qur’an dari para Qari.
Hasilnya, dalam kurun waktu empat bulan Tabarak berhasil menghafal juz 30, satu setengah tahun kemudian Tabarak selesai menghafal Al-Qur’an 30 juz.Tabarak dinobatkan sebagai Hafidz termuda oleh Syaikh Basfar, pimpinan Lembaga Tahfidz Internasional.
Selain Tabarak, ada Kayla Nur Syahwa Syaqila atau sapaan karibnya Kayla, anak yang hafal Al-Qur’an pada umur 10 tahun. Hal ini merupakan prestasi besar karena Kayla terlahir sebagai penyandang tunanetra. Dengan kondisinya yang seperti itu tidak menjadi halangan bagi Kayla untuk menghafal Al-Qur’an dengan hanya menggunakan kaset murotal, CD (Compact Disk), dan mendengar langsung ayah serta neneknya mengaji.Terbukti selama tiga tahun berlatih Kayla mampu menghafal 30 juz Al-Qur’an.
Kayla yang becita-cita menjadi dosen ini, berhasil menjuarai lomba tahfidz pada sebuah program acara televisi, dan dihadiahi umrah gratis bersama orang tuanya. Prestasi tersebut tak lepas dari didikan dan dorongan orang tua. Proses mencetak Kayla menjadi hafidz Al-Qur’an, sosok ayah yang menginspirasi anaknya untuk menghafal Al-Qur’an sesuai kaidah dan tajwidnya yang telah memperdengarkan bacaan Al-Qur’an sejak dalam kandungan.
Anak-anak istimewa tersebut telah melanjutkan tradisi umat yang sudah berlangsung sejak dulu sebagai penghafal Al-Qur’an dan penjaga wahyu. Seperti, Imam Syafi’i dan Ibnu Taimiyah hafal Al-Qur’an pada umur tujuh tahun. Syaikh Muhammad Ibrohim, anggota Majelis Ulama Saudi, hafal Al-Qur’an pada umur sebelas tahun.
Hal ini membuktikan firman Allah subhanahu wa ta’ala bahwa Al-Qur’an itu mudah dihafal. dan dijaga kemurniannya hingga hari akhir nanti. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Qur’an surat Al-Hijr ayat 9:
اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.”
Wallohu Alam
Oleh Nurul Assyfa Susilawati