Alquran & HaditsPernikahan & Keluarga

Birul Walidain, Berikut 3 Bentuk Berbakti Kepada Orang Tua Beserta Dalil-Dalilnya

TSIRWAH INDONESIA – Berbakti kepada orang tua disebut juga dengan birrul walidain, ini hukumnya fardhu ain (wajib) bagi setiap muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim. Sebagai umat muslim wajib mentaati dan malaksanakan perintah keduanya selama hal tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah subhanahu wa ta’ala.

Berbakti kepada orang tua adalah tindakan baik yang diwajibkan bagi setiap anak untuk berbakti kepada kedua orang tua selama masih hidup ataupun sudah meninggal, bahkan berbakti kepada orang tua yaitu bentuk silaturahmi yang paling utama ditekankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Berbakti kepada kedua orang tua adalah perbuatan baik anak terhadap kedua orang tuanya, sebagai bentuk kebaktian sehingga kedua orang tua mendapatkan kebahagiaan. Sedangkan definisi lain, berbakti kepada orang tua ialah bagian dalam etika islam yang menunjukan kepada tindakan berbakti (berbuat baik) kepada kedua orang tua.

Islam tidak mengajarkan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi ada akhlaq terhadap yang lainnya, seperti orang yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih tua usianya, serta yang tua harus menyayangi, dengan menghormati, menghargai yang lebih muda, karena artinya sama dengan mengagungkan Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalil Berbakti Kedua Orang Tua dalam Al-Qur’an

1. Surat Luqman Ayat 14

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala ber-Firman dalam Qur’an surat Luqman Ayat 14 berikut ini:

وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”

2. Surat Al-An’am Ayat 151

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala ber-Firman dalam Qur’an surat Al-An’am Ayat 151 berikut ini:

قُلْ تَعَا لَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَ لَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْئًـــا وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۚ وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَوْلَا دَكُمْ مِّنْ اِمْلَا قٍ ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِ يَّاهُمْ ۚ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَا حِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۗ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.

3. Surat Al-Ahqaf Ayat 15

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala ber-Firman dalam Qur’an surat Al-Ahqaf Ayat 15 berikut ini:

وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا ۗ حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۙ قَا لَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”

4. Surat Al-Isra’ Ayat 23-24

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala ber-Firman dalam Qur’an surat Al-Isra’ Ayat 23 berikut ini:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Allah subhanahu wa ta’ala ber-Firman dalam Qur’an surat Al-Isra’ Ayat 24 berikut ini:

وَا خْفِضْ لَهُمَا جَنَا حَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”

Adapun bentuk-bentuk berbakti kepada orang tua yang bisa diterapkan oleh seorang anak, antara lain:

1. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Ketika Masih Hidup

Berbakti kepada kedua orang tua adalah menaati segala perintah mereka kecuali dalam urusan kemasiatan, menghormati mereka, mengasihi mereka, mencintai mereka, menggunakan sopan santun yang baik ketika berbicara kepada mereka.

Sikap sopan santun yakni tidak menghardik keduanya, tidak boleh berbicara keras dari suaranya, dan dilarang berjalan didepan keduanya. Berbakti kepada kedua orang tua lainnya adalah memberi makan, pakaian, pengobatan, menjaganya dari penyakit, dan berkorban dalam rangka membela kedua-duanya.

2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Ketika Telah Meninggal

Berbakti kepada kedua orang tua yang telah meninggal ialah dengan berdoa dan memohon ampunan serta beristighfar sebanyak-banyaknya untuk keduanya, bersedekah, dan mensalatkan ketika keduanya meninggal.

Berdoa dengan selalu memintakan ampun untuk keduanya, membayar utang-utang mereka, melaksanakan segala wasiat mereka, menghubungkan silaturrahmi dengan keluarga, berbuat baik kepada rekan, kawan dan orang-orang kesayangan mereka. Rasulullah shallallahu wa salam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali karena tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya,” (HR. Muslim 1631).

3. Berbakti Kepada Orang Tua Non Muslim

Seorang Muslim yang memiliki kedua orang tua berbeda keyakinan, juga perlu berbuat baik atau berbakti kepadanya dengan cara memberikan kemanfaatan dari harta, kedudukan, dan kekuatan badan yang dimiliki, serta perbuatan baik lainnya sebagai bentuk hubungan baik terhadap sesama manusia. Seperti kisah Nabi Ibrahim as, yang tertuang dalam Al-Quran Surat Asy-Syu’ara Ayat 86 berikut ini:

وَا غْفِرْ لِاَ بِيْۤ اِنَّهٗ كَا نَ مِنَ الضَّآلِّيْنَ 

Artinya: “dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat.”

Doa Nabi Ibrahim as kepada ayahnya juga tercantum dalam ayat lain, Qur’an surat Maryam Ayat 48 berikut ini:

وَ اَعْتَزِلُـكُمْ وَمَا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَاَ دْعُوْا رَبِّيْ ۖ عَسٰۤى اَ لَّاۤ اَكُوْنَ بِدُعَآءِ رَبِّيْ شَقِيًّا

Artinya: “Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang engkau sembah selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.”

Ayat diatas mengajarkan kepada kita, dalam kondisi apapun, sikap santun kepada orang tua tetap harus dijaga, contohnya dari kisah Nabi Ibrahim as diatas yang mana ia sebagai anak tetap menghormati orang tuanya walaupun berbeda keyakinan.

Walaupun terdapat perbedaan keyakinan antara orang tua dengan anak tidak menjadi penghalang anak untuk terus berbakti kepada kedua orang tuanya, hal ini telah disampaikan oleh syariat agama islam.

Dalam Al-quran mengajarkan untuk selalu bersikap lemah lembut dan merendahkan hati di hadapan kedua orang tua. Allah meminta untuk menggunakan kata yang mulia (qaulan kariman) saat berbicara kepada kedua orang tua, serta dilarang membentak, ataupun meremehkan mereka.

Wallohu Alam
Anisa Risti Naviah

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator