Bisakah Manusia Melihat Jin, Ini Kata Alquran
TSIRWAH INDONESIA – Manusia melihat Jin adalah pembahasan yang menarik untuk sebagian kalangan yang belum pernah membahasnya, dan untuk sebagian waktu dari dahulu hingga masa depan, InsyaAllah.
Manusia dan Jin adalah sama-sama makhluk Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa yang diciptakan dari material berbeda. Allah menceritakan dalam Quran bahwa manusia dan jin sama-sama Dia ciptakan dan untuk tujuan sama, berikut surat Adz-Dzaariyat ayat 56:
{ وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ }
Artinya: “Tidaklah Kami ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada Kami.”
Manusia dan Jin sebagai makhluk yang sama-sama diciptakan Allah juga bisa bersosialisasi satu dengan lainnya, sebagaimana manusia dengan manusia lain atau jin dengan jin lain.
Contoh Interaksi antara Manusia dan Jin
Contoh yang bisa kita ambil tentang interaksi manusia dan jin adalah seperti kisah Jin Ifrit pada zaman Nabi Sulaiman Alaihis Salaam. Kisah tersebut diuraikan langsung dalam Al-quran surat An-Naml ayat 38-40, berikut salah satu ayat yang dengan jelas menyebutkan tindakan Ifrit:
{ قَالَ عِفۡرِیتࣱ مِّنَ ٱلۡجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِیكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَۖ وَإِنِّی عَلَیۡهِ لَقَوِیٌّ أَمِینࣱ }
Artinya : “‘Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya.”
Ayat di atas menunjukkan bahwa jin yang bernama ifrit, saat Nabi Sulaiman mengadakan sayembara tentang pemindahan suatu istana, dia menyanggupi dan akan mencobanya.
Jika mungkin menurut para pembaca yang budiman, ayat di atas menjelaskan bahwa interaksi antara jin dan manusia itu hanya untuk manusia dengan derajat Nabi, maka berikut ada pula beberapa ayat yang bisa dipelajari, seperti surat Al-Jinn ayat 6:
{ وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالࣱ مِّنَ ٱلۡإِنسِ یَعُوذُونَ بِرِجَالࣲ مِّنَ ٱلۡجِنِّ فَزَادُوهُمۡ رَهَقࣰا }
Artinya: “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.”
Ayat yang ada pada urutan ke-6 dari surat Al-Jinn ini, menguraikan lebih luas bahwa interaksi antara manusia dan jin tidak hanya berlaku pada manusia dengan derajat Nabi, tapi juga berlaku pada manusia yang tidak memiliki derajat Nabi.
Bahkan dari jalur hadits juga terdapat sebuah kisah tentang Sahabat Khalid bin Walid yang melihat sosok penampakan Jin Perempuan saat akan menghabisi Berhala Uzza atas perintah Rasulullah.
Ada pula kisah tentang Sahabat Abu Hurairah yang berdialog dengan jin, yang pada akhirnya ada scene menunjukkan jika jin tersebut kemudian memberikan nasihat kepada sahabat Abu Hurairah tentang membaca Ayat Kursi sebelum tidur.
Dua hadits di atas, setidaknya sudah cukup untuk menjelaskan adanya interaksi antara manusia dan jin, yang tidak harus manusia dari golongan derajat Nabi. Keduanya adalah Hadits Riwayat An-Nasa’i (untuk kisah Sahabat Khalid bin Walid) dan Hadits Riwayat Bukhori (untuk kisah Sahabat Abu Hurairah). Karena untuk menyederhanakan tulisan artikel, hadits bisa dilihat dengan mengklik TAUTAN INI.
Kesimpulan
Interaksi baik dalam bentuk dialog atau lainnya antara manusia dan jin bukanlah hal yang mustahil. Contoh dari golongan Nabi adalah seperti ayat tentang Jin Ifrit yang berinteraksi dengan Nabi Sulaiman.
Contoh dari golongan manusia biasa (bukan Nabi) adalah seperti ayat 6 di surat Al-Jinn tentang pengakuan mereka sendiri bangsa jin, dan sebenarnya ayat-ayat lanjutannya juga menguatkan persepsi tentang kehidupan jin seperti dalam pembahasan.
Contoh dari golongan manusia yang jalur hadits, adalah seperti apa yang terjadi pada Sahabat Khalid bin Walid dan Abu Hurairah.
Wallohu Alam
Oleh : Ning Azmiyah