Muslimah

Darah Wanita: Begini Cara Membedakan Darah Haid dan Istihadah

TSIRWAH INDONESIA – Darah haid dan istihadah memiliki ciri dan hukum yang berbeda, seringkali kaum hawa kurang tepat dalam menghukumi darah yang keluar dari vagina, apakah termasuk darah haid atau istihadah. Oleh karena itu, memahami hukum darah wanita sangatlah penting, karena akan berdampak pada kegiatan ibadah, muamalah, dan munakahat. 

Berbeda halnya jika wanita tidak dapat membedakan darah yang keluar dan  lupa akan kebiasaan yang terjadi padanya, maka akan timbul banyak pertanyaan juga keraguan atas darah yang keluar dari vaginanya. Berdasarkan hal tersebut berikut penjelasan mengenai darah haid dan istihadah.

Darah Haid

Haid ialah darah yang keluar dari ujung rahim wanita ketika dalam keadaan sehat dan darah tersebut keluar pada waktu tertentu. Haid merupakan ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala untuk setiap wanita, hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ الْقَاسِمِ قَالَ سَمِعْتُ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ يَقُولُ سَمِعْتُ عَائِشَةَ تَقُولُ خَرَجْنَا لَا نَرَى إِلَّا الْحَجَّ فَلَمَّا كُنَّا بِسَرِفَ حِضْتُ فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي قَالَ مَا لَكِ أَنُفِسْتِ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin ‘Abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan berkata, Aku mendengar Abdurrahman bin Al Qasim berkata, Aku mendengar Al Qasim bin Muhammad berkata, Aku mendengar Aisyah berkata, “Kami keluar dan tidak ada tujuan selain untuk ibadah haji. Ketika tiba di Sarif aku mengalami haid, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk menemuiku sementara aku sedang menangis. Beliau bertanya: “Apa yang terjadi denganmu? Apakah kamu datang haid?” Aku jawab, “Ya.” Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya ini adalah perkara yang telah Allah tetapkan bagi kaum wanita dari anak cucu Adam….,”(HR. Bukhori).

Sifat-sifat Darah Haid

Darah haid mempunyai sifat-sifat tertentu, adapun sifat-sifatnya yaitu, sebagai berikut:

1. Darah haid berwarna pekat.

2. Darah haid mempunyai tekstur yang kental dan sedikit seperti terbakar karena kepanasan. 

3. Darah haid keluar secara perlahan dari vagina wanita dan tidak mengalir deras seperti cairan yang dituang. 

4. Darah haid mempunyai bau yang tidak sedap dengan warna darah yang hitam pekat dan sangat merah.

Syarat-syarat Keluarnya Darah Haid

1. Tidak boleh kurang dari 24 jam, jika kurang dari 24 jam maka tidak dianggap sebagai darah haid.

2. Masa haid paling banyak adalah lima belas hari, jika darah keluar lebih dari lima belas hari maka disebut darah istihadah. Hal tersebut sebagaimana dinyatakan oleh Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali.

3. Masa suci yang memisahkan dua haid minimal lima belas hari. Apabila masa suci kurang dari lima belas hari maka darah yang keluar adalah darah istihadah. 

Darah Istihadah

Istihadah adalah darah yang keluar bukan pada waktu haid. Darah ini keluar dari pembuluh darah yang terputus dan mengalir seperti darah segar yang tidak akan berhenti hingga sembuh. Wanita yang mengalami istihadah dihukumi suci dan diwajibkan melaksanakan ibadah seperti biasanya.

Sifat-sifat Darah Istihadah

Seperti halnya darah haid, darah istihadah juga mempunyai sifat-sifat tertentu. Adapun sifatnya sebagai berikut:

1. Berwarna merah.

2. Tidak memiliki bau yang khas.

3. Tidak ada rasa seperti terbakar saat keluar.

4. Tidak diketahui waktu keluarnya.

5. Keluar bukan di masa-masa haid.

6. Keluar di masa haid akan tetapi tidak memenuhi syarat.

BACA JUGA: Bolehkah Wanita Haid Berwudhu, Perhatikan Uraian Ini

Hukum Perempuan yang Istihadah 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wanita yang mengalami istihadah yaitu:

1. Ketika akan melaksanakan segala bentuk ibadah baik sholat atau pun yang lain. Maka tidak diwajibkan untuk mandi. Mandi dilaksanakan hanya sekali saja pada waktu suci dari haid. Hal ini sebagaimana pendapat mayoritas ulama salaf (terdahulu) maupun khalaf (kemudian).

2. Wajib berwudu setiap kali masuk sholat fardu, seperti biasanya.

3. Sebelum wudu dianjurkan untuk membasuh kemaluan.

4. Menaruh kapas di mulut vagina, perkara ini tidak diwajibkan apabila wanita yakin darahnya tidak terlalu deras.

5. Memakai pembalut, walaupun darah tetap tembus keluar setelah memakainya.

6. Mayoritas ulama berpendapat bahwasanya, jika waktu sholat belum tiba maka janganlah berwudu terlebih dahulu. Berwudulah pada saat waktu sholat tiba kemudian bersegeralah melaksanakan sholat.

7. Suami boleh berhubungan atau jimak dengan isterinya walaupun dalam keadaan istihadah.

8. Wanita istihadah diperbolehkan untuk berpuasa, sholat, membaca Al-Qur’an, dan lain-lain sebagaimana wanita yang suci dari haid, hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama.

Wallohu A’lam
Oleh Ummi Fadhilah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator