Kisah Ummu Umarah Sang Perisai Rasulullah
TSIRWAH INDONESIA – Islam tidak pernah membeda-bedakan status wanita maupun pria, semua sama di mata Allah subhanahu wa ta’ala, yang membedakan hanyalah iman dan ketakwaannya. Nusaibah binti Ka’ab Al-Anshariyah yang di kenal dengan ummu umarah adalah sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang agung dan pemberani dalam berperang.
Ummu Umarah (ibunda para pemimpin) salah satu kaum Anshar di Madinah yang bersegera masuk Islam menyambut dakwah Mus’ab bin Umair. Ummu Umarah tercatat dalam sejarah agung Baiat Aqabah sebagai salah satu dari dua wanita bersama 73 laki-laki yang bersumpah setia membela Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Ummu Umarah berbaiat bersama suaminya Zaid bin Ashim dan kedua putranya yaitu Abdullah bin Zaid dan Habib bin Zaid.
Dari ketangguhan terbesar Ummu Umarah yang tercatat dalam kisah perang Uhud, Ummu Umarah mendapatkan gelar difaa’un nabi (perisai nabi). Pahlawan wanita bagi umat islam yang berjihad ketika ada panggilan peperangan fisik untuknya. Ummu Umarah tidak takut mati di jalan Allah SWT, dan seluruh perjuangannya ditujukan untuk kemuliaan dunia dan akhirat.
Pada hari itu (perang Uhud) Rasulullah shalallahu alaihi wasallam takjub melihat Sa’ad bin Robi r.a. Beliau juga takjub dengan seorang wanita. Rasulullah pun berkata: “tidak ada wanita yang terlibat dalam peperangan ini kecuali satu orang. Akan tetapi, kemampuannya sebanding dengan 100 pria”, dan wanita itu adalah Ummu Umarah.
Tercatat dalam sejarah Ummu Umarah seorang pejuang wanita di zaman Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Sungguh, islam sebagai sebenar-benarnya agama mengizinkan seorang wanita berkesempatan untuk mengembangkan potensi dalam diri dengan ilmu, kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya.
1. Sosok Wanita yang Menjiwai Perannya
Selain sebagai seorang wanita yang turut memanggul senjata, Ummu Umarah adalah seorang istri yang patuh dan taat pada suami serta seorang ibu yang sabar bijaksana dalam mengurus anak-anaknya. Ummu Umarah adalah wanita yang bertekad menunjukkan kemampuannya yang luar biasa mengurus rumah tangga sekaligus jaya di medan perang.
Ummu Umarah memberi contoh dan inspirasi bagi kaum muslimah untuk turut serta berperan aktif dalam menegakkan kebenaran sesuai kapasitasnya sebagai seorang perempuan yang diberi akal, kemampuan dan ilmu pengetahuan. Sebagai seorang wanita, baginya pintar saja tidak cukup, mampu menjadi seorang yang berguna dan bermanfaat adalah pencapaian yang istimewa.
2. Sosok Wanita Perisai Rasulullah
Berawal saat Ummu Umarah bersama suami yang bernama Zaid bin Ashim dan kedua putranya Abdullah serta Habib melakukan baiat kepada Rasulullah SAW, tibalah saat perang uhud, para prajurit yang tengah bertempur didesak oleh prajurit musuh sehingga keselamatan Rasulullah SAW berada di ujung tanduk. Mendengar hal itu, Ummu Umarah yang tengah berada di logistik segera tergerak untuk mempersenjatai dirinya dan terjun ke tengah kekalutan perang.
Ummu Umarah ditugaskan Rasulullah SAW untuk menjadi juru medis dan merawat para prajurit yang sedang terluka. Saat ia sedang memberikan minum kepada salah seorang pemuda muslim yang sedang terluka, ia menyaksikan kekasihnya Rasulullah SAW di medan perang telah di kepung oleh musuh dari kanan dan kiri.
Misinya adalah untuk menyelamatkan Rasulullah SAW. Begitu ia mengedarkan pandangan, Ummu Umarah mendapati seorang prajurit dari kaum kafir hendak menyerang Rasulullah SAW. Dengan sigap ia mengayunkan pedangnya serta menghujani anak panah pada musuh-musuhnya demi menyelamatkan sang nabi.
Luka yang yang mengoyakkan tubuhnya tak cukup membuatnya gentar sedetik pun. Goresan pedang di lehernya tak ia hiraukan, justru ia membalas dengan mendaratkan pukulan telak pada musuhnya. Kecintaannya akan utusan Allah SWT tak membuatnya lemah, malah ia bersikeras untuk melindungi dengan menjadi perisai Rasulullah.
BACA JUGA: Kisah Romantisme Ummu Sulaim Sang Pengantin Bermaharkan Islam
3. Tangguh di Medan Perang
Suatu ketika terjadi peristiwa perang Yamamah, perang melawan kelompok musyrik yang dipimpin oleh Musailamah bin Al-Kadzab, Ummu Umarah pergi berperang bersama putranya yang bernama Abdullah dan pasukan umat muslim lain.
Dalam kesempatan perang itu, Ummu Umarah tangannya terputus dan terluka parah masih dengan gigih tekad yang kuat hendak menghabisi Musailamah yang berhadapan dengannya. Kabar gembira sampai kepadanya ketika pasukan umat muslim meraih kemenangannya dengan tumbangnya Al-Kadzab sang pemimpin perang.
Abdullah putra Ummu Umarah memapah ibunya melihat jenazah Al-Kadzab yang tergeletak, dan Ummu Umarah berkata, “tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangiku hingga aku melihat manusia kotor ini telah dibunuh.”
Kecintaan Ummu Umarah akan Rasul dan agama Allah membuat Ummu Umarah lebih kuat dan berani. Sebagai wanita yang juga seorang istri dan ibu, Ummu Umarah sungguh luar biasa. Tak hanya tangguh di medan perang, tapi juga teladan bagi keluarga dan kaum muslimah.
4. Mulia dengan Cita – Cita yang Tinggi
Suatu ketika Ummu Umarah mendapat kesempatan untuk mengutarakan apa yang diinginkan terhadap Rasulullah SAW atas kegigihannya membela kebenaran, karena Ummu Umarah ibu dua anak ini tidak gila materi dan kesenangan duniawi, maka ia tidak meminta kedudukan dan keistimewaan dunia yang hanya bisa dipandang manusia.
Ummu Umarah berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasul, berdoalah kepada Allah Ta’ala agar kami dapat menemanimu di surga”. Tidak ada alasan bagi Rasul untuk tidak mengabulkan permintaan itu dengan segera. Maka Rasulullah berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jadikanlah mereka orang-orang yang akan menemaniku di surga.”
Setelah mendengar kabar gembira atas doa Rasulullah tersebut, Ummu Umarah berkata, “Aku tidak akan peduli dengan apa yang akan menimpaku dari urusan dunia setelah ini.”
Masya Allah, itulah bentuk kesetiaan serta kecintaan Ummu Umarah kepada Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam. Lalu bagaimana dengan kita, apa yang telah kita lakukan untuk meningkatkan syiar islam di sekeliling kita? Sudah cukupkah usaha untuk terus dekat kepada Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya?
Semoga dari kisah ini, kita dapat meneladani keimanan, kecintaan dan kegigihan dari seorang wanita shalihah Ummu Umarah, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Rahayu Aswinani