Muslimah

Kisah Romantisme Ummu Sulaim Sang Pengantin Bermaharkan Islam

TSIRWAH INDONESIA – Lembaran kehidupan Rumaisha binti Milhan tak pernah lekang dari ingatan muslimah. Ummu Sulaim, demikian umat mengenal sosoknya. Ummu sulaim sang wanita di belakang medan perang, sang janda bermaharkan Islam, ibu yang sangat sabar menghadapi kematian putranya, serta istri yang melapangkan hati suami saat takdir pahit kematian itu terjadi.

Begitu banyak hikmah yang bisa dipetik dari kehidupan Ummu Sulaim. Dalam berumah tangga, beliau radhiyallahu anha merupakan sosok yang romantis dan menjadi panutan muslimah di penjuru dunia hingga hari akhir. Sikapnya di hadapan sang suami, yakni Abu Thalhah, menjadi pelajaran berharga tentang menjadi seorang istri.

1. Mahar Agama

Masa Abu Thalhah datang melamar, Ummu Sulaim merupakan seorang janda yang harus mencari nafkah untuk anak-anaknya yang yatim, sementara Abu Thalhah merupakan orang yang banyak harta.

Namun, Ummu sulaim tidak buru-buru menerima lamaran dari Abu Thalhah, dan ternyata Ummu Sulaim menolak lamaran Abu Thalhah. Alasannya karena agama, ya Abu Thalhah masih musyrik kala itu.

Ummu Sulaim berkata saat menolak lamaran itu, “Wahai Abu Thalhah, orang sepertimu tidak semestinya lamarannya ditolak. Akan tetapi, engkau masih kafir, sedangkan aku wanita muslimah. Aku tidak boleh menikah denganmu.”

Abu Thalhah yang sudah jatuh hati pada Ummu Sulaim pun menawarkan harta. Ia tahu betul seorang janda membutuhkan nafkah untuk anak-anaknya, “Kalau kamu mau, aku akan memenuhi keinginanmu!” ujar Abu Thalhah.

Ummu Sulaim pun berkata, “Apa yang ada di benakmu tentang keinginanku.?”

“Aku akan memberimu emas dan perak,” jawab Abu Thalhah.

“Bukan emas dan perak yang kuinginkan darimu, yang kuinginkan darimu adalah Islam. Jika engkau mau masuk Islam, itulah maharku. Aku tidak meminta kepadamu selain itu,” tutur Ummu Sulaim.

Masya Allah, tak ada prosesi lamaran yang lebih romantis daripada kisah Ummu Sulaim dan Abu Thalhah. Setelah momen itu Abu Thalhah segera menemui Rasulullah dan belajar Islam dari beliau shallallahu‘alaihi wa sallam tak lama kemudian, Ummu Sulaim dan Abu Thalhah pun menikah.

BACA JUGA: Bolehkah Wanita Muslimah Tidak Berjilbab, Ternyata Begini

2. Mempercantik Diri

Suatu hari salah seorang putra kesayangan Abu Thalhah sakit keras hingga menemui ajal, namun Ummu sulaim melarang saudaranya untuk memberitahu Abu Thalhah tentang kabar duka tersebut sampai putra kesayangan Abu Thalhah di kuburkan.

Ummu Sulaim tetap berias diri untuk mempercantik dirinya di hadapan suaminya. Ia berdandan untuk menyambut kepulangan Abu Thalhah, padahal ia masih sangat berduka atas kepergian sang putra. Namun Ummu Sulaim tetap berdandan untuk melayani sang suami, inilah sikap romantis dari Ummu Sulaim yang patut ditiru muslimah.

Masya Allah, sikap Ummu sulaim patut sekali menjadi suri tauladan bagi muslimah zaman sekarang. Mengikuti jejak Ummu sulaim yang berdandan dan berias diri untuk suami, muslimah dapat mengambil jejak seperti ummu sulaim yang sedang ditimpa musibah walaupun merasakan duka masih bisa bersikap lembut kepada suami dan melaksanakan kewajiban seorang istri. Tak heran dari kalangan muslimah mendambakan sosok ummu sulaim dengan sikapnya yang romantis.

3. Menyiapkan Makan Malam

Saat Abu Thalhah pulang bersama teman-temannya, Ummu Sulaim telah siap menyiapkan makanan. Ia memasak untuk suaminya dan tamu yang datang pada hari yang sama saat anaknya meninggal, Abu Thalhah tak mengetahui kabar tersebut sementara Ummu Sulaim berada di atas kesabaran yang luar biasa hingga dapat melakukan aktivitas seperti biasa.

Ia memasak untuk Abu Thalhah, bahkan tamu-tamu suaminya, mereka pun kenyang dan merasa nikmat dengan masakan Ummu Sulaim. Meski nampak sederhana, memasakkan suami pun salah satu sikap romantis jika dilakukan dengan ikhlas hati.

4. Menyembunyikan Duka

Sikap romantis lain yang juga dimiliki Ummu Sulaim yakni bagaimana Ummu Sulaim menyembunyikan duka cita atas kepergian putranya. Ia menyembunyikan duka hatinya di hadapan sang suami seakan tak ada masalah.

Ummu Sulaim melayani Abu Thalhah sebagaimana biasanya, sampai-sampai Abu Thalhah tak mengetahuinya dan tak menyangka kesedihan baru saja melanda rumahnya. Sebaliknya Abu Thalhah justru merasa senang malam itu.

Ketika melihat suaminya telah tenang, barulah Ummu Sulaim memberitahu kabar duka tersebut. Cara Ummu Sulaim memberikan kabar duka pun sangat romantis.

Ia berkata kepada suaminya, “Wahai Abu Thalhah, apa pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan barang kepada kaum yang lain, lalu mereka meminta kembali barang pinjaman tersebut. Apakah kaum yang dipinjami berhak untuk tidak mengembalikan barang itu.?”

“Tentu saja tidak,” jawab Abu Thalhah.

Ummu Sulaim pun berkata, “Sesungguhnya Allah telah meminjamimu anak, kemudian Dia mengambilnya kembali. Oleh karena itu, bersabarlah dan harapkanlah pahala dari Allah.”

Abu Thalhah begitu terkejut mendengarnya. Namun karena ia telah tenang, Abu Thalhah pun dapat bersabar. Ia berkata pada Ummu Sulaim, “Engkau tidak memberitahuku tentang berita kematian anakku sampai terjadi apa yang terjadi, barulah engkau memberitahukan kepadaku perihal putraku?! Inna lillahi wainna ilahi raaji’un.”

Tindakan Ummu sulaim yang mampu menyimpan sedihnya, masih bersabar dan senantiasa menjalankan tugasnya melayani kebutuhan suami dalam keadaan sedih. Sikap Ummu sulaim dalam menyampaikan kabar duka kepada suaminya, menyiratkan sungguh mulia dan indahnya akhlak sholihah sang shohabiyyah ini 

Ummu sulaim merupakan salah satu seorang wanita yang terlahir dengan sikap mulia dan lembut mampu menjadikan teladan para muslimah di masa kini, dari keimanan ummu sulaim dan cara ummu sulaim dalam menghadapi segala sesuatu menunjukkan pendidik yang bijaksana.

Demikianlah beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah Rumaisha binti Milhan atau Ummu Sulaim, sang istri yang romantis dan senantiasa menjadi penyejuk hati suami. Tak hanya itu, ia pula sosok ibu yang luar biasa, pendidik yang bijaksana.

Lahir dari hasil didikannya, seorang anak yang menjadi salah satu perawi hadits nabi, ialah Anas bin Malik. Semoga Allah meridhai Ummu Sulaim dan keluarganya.

Wallohu A’lam
Oleh Rahayu Aswinani

Editor: St. Chikmatul Haniah

Aktivis Dakwah, Penulis, Content creator, serta peniti karir akhirat dengan membangun rumah santri virtual melalui media sosial.

3 komentar pada “Kisah Romantisme Ummu Sulaim Sang Pengantin Bermaharkan Islam

  • Putri altri

    Baguss ceritanya sukak🥰

    Balas
  • Baguss ceritanya sukak🥰

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator