Feminisme: Menangkal Pemahaman Wanita dan Pria Harus Sama, Berbekal Ayat-Ayat Al-Qur’an
TSIRWAH INDONESIA – Feminisme adalah gerakan suatu kaum wanita yang menyamaratakan antara pria dan wanita dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Feminisme berprinsip jika pria boleh maka wanita juga boleh, jika pria bisa maka wanita juga bisa serta mempunyai hak yang sama.
Feminisme pertama kali ditemukan oleh Charles Fourier, seorang sosialis berkebangsaan Perancis pada awal ke-sembilan belas. Feminisme berasal dari bahasa latin Femina (wanita).
Hamid Fahmi Zarkasi mengutip pendapat Ruth Tucker dan Water Liefeld dalam buku mereka yang berjudul Daughter of the Church mengatakan feminisme berasal dari kata fe atau fides dan minus yang artinya kurang iman. Orang yang bergerak dalam feminisme disebut feminis.
Feminisme dibentuk dengan tujuan bangkit dari tindasan kaum pria pada zaman jahiliyah. Menurut pemahaman feminisme, islam adalah salah satu penekan terhadap kaum wanita. Wanita juga tidak mempunyai kebebasan seperti dalam berumah tangga, pendidikan, aktivitas di luar rumah, warisan dan sebagainya.
Lantas apakah benar tuduhan feminisme tersebut? Dan bagaimana cara islam menyangkal pemahaman para feminis? Mari simak penjelasan berikut ini:
Allah Menciptakan Pria dan Wanita dengan Fitrah yang Berbeda
Dalam islam Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan pria dan wanita dengan tujuan yang sama yakni beribadah kepada Allah, namun Allah menciptakannya dengan fitrah yang berbeda, baik dari segi kelamin, fisik dan juga jiwa. Allah menciptakan wanita dengan sifat yang lembut sehingga wanita lebih perasa dibanding pria, sedangkan pria diciptakan dengan memiliki kekuatan lebih daripada wanita.
Sebenarnya perbedaan tersebut tidaklah untuk mengunggulkan kaum pria dan merendahkan kaum wanita, tetapi Islam mengangkat derajat wanita sesuai fitrahnya dari kebiasaan jahiliyah terdahulu. Contohnya dalam berumah tangga, pada zaman jahiliyah wanita hanyalah pemuas nafsu pria. Islam datang untuk memberi keadilan di mana dalam berumah tangga ada aturan-aturan yang memuliakan wanita, maka di butuhkan seorang pemimpin untuk sampai pada kebahagiaan setiap muslim yaitu mendapatkan ridho Allah subhanallah wa ta’ala.
Dikutip dari NU Online pada kajian Tafsir Al-Ibriz yang ditayangkan di Kanal Youtube Gus Mus Channel, Jumat 22 Juli 2022. Gus Mus menjelaskan bahwa pria pemimpin bagi wanita, bukan karena penggunggulan untuk pria, tapi karena Allah memang menciptakan fitrah yang berbeda dan pemimpin sesuai fitrah seorang pria.
“Jadi memang harus ada pimpinannya. Orang berjalan bersama saja harus ada pimpinannya. Kalau ada orang tiga berjalan tidak ada pimpinannya, maka tidak jelas arahnya. Satu ingin ke barat, satu ke selatan, satunya ke utara,” ungkap Gus Mus.
Dalam mencapai ridho Allah subhanallahu wa ta’ala, selain dibutuhkan pemimpin juga dibutuhkan kerjasama antara pria dan wanita sesuai fitrah masing-masing. Sebagaimana Firman Allah SWT pada Qur’an surah At-Taubah ayat 71:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ.
Artinya: “Orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) makruf dan mencegah (berbuat) mungkar, menegakkan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
Femenisme Beranggapan Islam Berpihak kepada Pria
Menurut feminisme islam adalah sumber dikriminasi terhadap wanita. Karena wanita selalu berada di belakang pria dan tidak diberi kebebasan terhadap kaum wanita. contohnya pria boleh keluar rumah sedangkan sebaik-baiknya wanita adalah yang berada di dalam rumah. Tercantum pada Qur’an surah Al-Ahzab ayat 33 sebagai berikut:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا.
Artinya: “Tetaplah (tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah berhias (dan bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu. Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
Para feminis salah memahami maksud dari sebaik-baiknya wanita adalah yang tetap berada di dalam rumah. Pada ayat di atas, Allah subhanahu wa ta’ala mengajarkan kepada wanita untuk tetap di rumah, tidak berhias seperti orang jahiliyah dahulu dan menaati perintah Allah, itu semua bentuk Allah menjaga wanita.
Selain itu, wanita yang patuh pada perintah Allah dan mengerjakan amal saleh maka mereka akan masuk surga. Sebagaimana yang tertera dalam Quran surah Al-mukmin ayat 40:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فؤلئك يدخلون الجنة يرزقون فيها بغير حساب.
Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.”
Islam tidak melarang wanita keluar rumah, mereka boleh keluar rumah namun harus dengan beberapa syarat seperti; menutup aurat, tidak bertabarruj dalam berhias diri, tidak memakai wewangian yang bisa menarik syahwat lawan jenis dan untuk lebih amannya lagi, jika mau keluar maka keluar bersama dengan mahramnya, untuk menghindari pelecehan dan semacamnya. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 59:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا.
Artinya: “Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Pendidikan Wanita
Feminisme memandang islam seperti penjara bagi wanita, sebab terbatasnya aktivitas wanita termasuk dalam pendidikan.
Islam tidak membatasi pendidikan wanita, justru pendidikan wanita sangatlah penting. Karena wanita adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya. Sehingga sangat penting bagi para wanita untuk mengejar pendidikan agar kelak bisa membimbing anak-anaknya menjadi anak sholeh-sholehah sesuai syariat islam.
Seorang wanita (ibu) yang mengasuh, mendidik dan membesarkan anaknya dengan kesabaran, Allah akan memberikan hak surga kepadanya. Sebagaimana hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dibawah ini:
فقال إنَّ الله عز وجل قد أوجبَ لها بها الجنة وأعتقها بها من النار وأخرجه مسلم.
Artinya: “Dari Sayyidah Aisyah ra, ia bercerita dengan peristiwa yang sama. Rasulullah saw kemudian bersabda, ‘Sungguh Allah mewajibkan bagi perempuan dewasa itu surga dan Allah membebaskannya dari neraka sebab pengasuhan anak-anak perempuan’,” (HR Muslim).
Selain itu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga bersabda:
عَنْ أَنَس قَالَ قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْم الْقِيَامَة أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعه.
Artinya: “Dari sahabat Anas ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang mengasuh dua anak perempuan hingga keduanya berusia baligh, niscaya aku dan dia akan datang pada hari Kiamat seperti ini,’ Rasulullah menempelkan dua jarinya,” (HR Muslim dan At-Tirmidzi).
Dari penjelasan di atas, sangat jelas bukan ? Bahwa islam tidak membatasi aktivitas wanita baik di keseharian, pendidikan atau dalam keluarga. Islam menjaga dan mengistimewakan wanita. Bahkan bagi islam sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholehah.
Dapat disimpulkan, feminisme menyamaratakan pria dan wanita bertujuan untuk mengangkat derajat wanita dari tindasan yang dilakukan orang jahiliyah terdahulu, tetapi itu bukanlah solusi yang tepat, sebab fitrah pria dan wanita sangatlah berbeda. Islam datang untuk memberi keadilan terhadap wanita sesuai syariat tanpa keluar batas fitrah wanita.
Wallohu Alam
Oleh Ustadzah Siti Chikmatul Hani’ah