Cara Islam Ajarkan Manajemen Waktu pada Umatnya, Simak
TSIRWAH INDONESIA – Manusia tidak dapat melepaskan diri dari waktu dan tempat. Mengenai hal ini, Islam memiliki cara ajarkan manajemen waktu bagi umatnya. Sebab, memanfaatkan waktu merupakan amanat Allah subhanahu wa ta’ala kepada makhluknya.
Islam tidak hanya mengatur kehidupan antar manusia dengan manusia, tetapi juga kehidupan manusia dengan pencipta, bahkan mengajarkan umat dalam manajemen waktu.
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِ كَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datangnya kematianmu,”(HR. Al Hakim).
Penting untuk diketahui bahwa waktu terus berputar dan berlalu tanpa pernah kembali.
BACA JUGA: 5 Tahap Pendidikan Seks untuk Anak, Bekal bagi Orang Tua
Pentingnya Mempelajari Manajemen Waktu
Yusuf Qaradhawi dalam jurnal yang Hasnun tulis, mengungkapkan alasan pentingnya umat Islam mempelajari manajemen waktu.
Alasannya ialah, dalam sejarah orang-orang muslim generasi pertama, terungkap, mereka sangat memperhatikan waktu daripada generasi berikutnya.
Manajemen waktu yang baik mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat, dan peradaban yang mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi.
Jika ada kesadaran tinggi akan pentingya manajemen waktu, setiap manusia akan berbuat untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi. Ia juga akan berbuat untuk akhirat seolah-olah akan mati esok hari.
Sebelum memeriksa prinsip-prinsip manajemen waktu, seseorang perlu menyadari beberapa sifat yang melekat pada waktu agar dapat sepenuhnya memahami makna esensialnya.
Sifat-sifat tersebut mencakup fakta bahwa waktu berlalu dengan cepat, tidak dapat kembali, dan memiliki nilai yang sangat berharga.
Hal ini menimbulkan berbagai pepatah bijak, seperti “al waqtu ka as-saif” (waktu seperti pedang). Waktu akan memberikan manfaat besar jika seseorang mengelolanya dengan bijak.
Waktu dapat menjadi berbahaya tidak hanya bagi orang lain, tetapi juga bagi diri sendiri jika tidak ia kelola dengan cermat.
Allah dan Rasul Mengajarkan
Hasnun dalam jurnal Manajemen Waktu dalam Islam, mengungkapkan, apabila seorang muslim mampu mengelola waktu dengan baik, maka akan memperoleh optimalisasi, serta modal dasar kehidupan yang bertaqwa.
Sebagaimana firman Allah SWTdalam Alquran surah Yunus ayat 6 berikut ini:
اِنَّ فِى اخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللّٰهُفِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَّقُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaanNya) bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Rasulullah SAW bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
Artinya: “Ada dua nikmat yang manusia seringkali tertipu dengannya; (nikmat)sehat dan waktu luang,” (HR. Al Bukhari).
Rasulullah SAW, mengajarkan umat untuk pandai mengatur waktu, salah satunya disiplin menegakkan waktu shalat. Tidak hanya dalam waktu shalat, tetapi juga dalam hal pekerjaan atau kegiatan.
Zuhairansyah Arifin pada jurnal Pendidikan Islam mengungkapkan, Rasulullah SAW dalam perjalanan hidupnya, senantiasa memanfaatkan waktu untuk mengembangkan dimensi spiritual, memperkuat ikatan keluarga dan sosial, serta meningkatkan kapasitas pribadi.
Konsep ini, yang kini dikenal sebagai Spiritual Quotient (SQ), Emotional Quotient (EQ), dan Intellectual Quotient (IQ.
Rasulullah SAW sebagai teladan seribu empat ratus tahun lalu mengajarkan, SQ yang tinggi memungkinkan seseorang untuk memahami bahwa hidup bukan hanya sebatas ibadah kepada Allah SWT.
EQ yang berkualitas dapat meningkatkan empati, toleransi, dan moralitas saat berinteraksi dengan sesama.
IQ yang baik memungkinkan pengembangan kapasitas pribadi, mempermudah penyelesaian masalah, dan melahirkan solusi inovatif.
Semua ajaran ini dapat seseorang amalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai keseimbangan dan optimalitas waktu.
Rasulullah SAW telah memberikan contoh nyata bagaimana integrasi SQ, EQ, dan IQ dapat membentuk individu yang sukses dan bahagia, sebuah konsep yang tetap relevan hingga saat ini.
Demikian cara islam ajarkan manajemen waktu pada umatnya secara komprehensif untuk dengan bijak. Hal ini diajarkan di dalam segala aspek kehidupan sehari-hari.
Wallahu A’lam
Oleh Fadhilah Aini