Jalan Paling Cepat Menuju Kesuksesan telah Disampaikan Ulama Kita, Yuk Simak Penjelasannya
TSIRWAH INDONESIA – Setiap manusia ingin meraih kesuksesan dalam hidupnya. Arti kesuksesan pada setiap manusia memang berbeda-beda, namun setidaknya arti kesuksesan dapat dipandang dari sifat-sifat kesuksesan itu sendiri. Sifat-sifat kesuksesan tersebut di antaranya adalah kebahagiaan, kemenangan dan ketenangan dalam hati.
Jalan menuju kesuksesan dengan merujuk pada sifat-sifatnya, sejatinya telah dibeberkan oleh para ulama kita. Jalan yang paling cepat ditempuh oleh seseorang agar meraih kesuksesannya menurut para ulama adalah membiasakan sifat sabar. Mengapa sabar menjadi jalan yang paling cepat ditempuh, mari simak penjelasannya.
Qutbhil Irsyad Waghoistil ‘Ibad, Al Imam Abdullah bin ‘Alawi Al Haddad dalam syiirnya berkata:
يا صابرا ابشر وبشر من صبر-بالنصر والفرج القريب وبالظفر-نال الصبور بصبره ما يرتجي-وصفت له الأوقات من بعد الكرر-فاصبر على المحان القواصد وانتظر-فرجا تدول به دول القدر
Artinya : “Wahai sang penyabar, bergembiralah dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,Dengan hampir datangnya kemenangan dan kebahagiaan serta berbagai karunia.Orang sabar memperoleh hal yang dimintanya karena kesabarannya,Sebagaimana ia membayangkan waktu-waktu indah setelah berlalunya penderitaan. Bersabarlah atas ujian-ujian yang menimpamu dan tunggulah,Datangnya kebahagiaan yang menjadikan takdir membalikkan keadaan.”
Imam Haddad dalam syiirnya sudah mengatakan bahwasanya bagi orang yang bersabar, ia akan mendapatkan kemenangan, kebahagiaan dan berbagai karunia khususnya segala hal permohonannya kepada dzat yang agung Allah Subhanahu Wata’ala. Jika kemenangan, kebahagiaan, karunia dan permohonan telah diberikan oleh Allah berkat kesabaran, maka sejatinya hal itulah yang dinamakan kesuksesan.
Kebahagiaan yang datang dan takdir membalikkan keadaan sebelumnya, sejatinya ingin memberikan gambaran tentang kesusahan di saat ujian Allah datang dan ketika kesuksesan itu datang.
Sebagaimana langit yang mendung dan begitu lama serta petir yang mengerikan lalu pada saatnya akan datang air hujan yang menyejukkan dan menenteramkan hati, maka seperti itulah kesabaran yang berbuah kesuksesan. Kisah Kesabaran yang Menghantarkan pada Kesuksesan dalam Al Qur’an.
Al Qur’an memberikan kisah kesabaran Nabi Daud dalam memperoleh kesuksesannya. Kisah tersebut terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 249 berikut ini:
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّـهَ مُبْتَلِيكُم بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ ۚ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِّنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو اللَّـهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَاللَّـهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Ayat di atas berkenaan dengan kisah Nabi Daud ketika memimpin pasukan kecilnya melawan tentara Jalut yang jumlahnya jauh lebih besar. Maka berdasarkan ayat di atas, Allah ingin memberikan penjelasan kepada kita bahwa kemenangan dan kesuksesan dapat kita raih dengan cara sabar, ulet dan disiplin.
Semoga kita semua dapat meraih kesuksesan dengan kesabaran dan terus berlatih diri serta meminta kepada Allah agar kita dijadikan hamba-hambanya yang bersabar, aamiin.
Wallohu A’lam
Oleh Ustadz Lutfi Fuadi