AkhlakHikmah & Wawasan

Jangan Sembarang Bicara: Berikut 3 Keutamaan Menjaga Lisan

TSIRWAH INDONESIA – Dalam kehidupan sehari-hari, ucapan yang keluar bisa memiliki dampak besar, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ucapan-ucapan itu seringkali terucap tanpa pikir panjang, yang akhirnya menimbulkan masalah. Menjaga lisan bukan hanya sekadar membatasi perkataan, melainkan juga belajar untuk lebih bijak dalam memilih dan memilah kata. 

Seringkali tanpa orang sadari, perkataan yang terlontar dapat membuat seseorang merasa sakit hati. Sebagai manusia, sudah sepatutnya menjaga lisan. Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qaf ayat 18 yaitu:

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”

Seringkali, perbuatan seperti ghibah, bercanda berlebihan, atau berbicara hal-hal yang tidak bermanfaat seseorang lakukan tanpa ia sadari. Kebiasaan-kebiasaan ini meski terlihat sepele, dapat berujung pada dosa dan membawa dampak negatif, bagi diri sendiri maupun orang lain. 

BACA JUGA: Pentingnya Menjaga Lisan, Ini Beberapa Manfaatnya

Menjaga lisan akan banyak membawa keutamaan. Ucapan yang hati-hati, dapat mencegah terjadinya konflik dan kesalahpahaman antara sesama. Mengutip dari detik.com, ada beberapa keutamaan menjaga lisan, yaitu:

Orang yang menjaga lisannya, niscaya akan mendapat ridho Allah SWTHal ini sesuai dengan hadits yang berbunyi: 

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

Artinya: “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhoi oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhoan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah,” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, Imam Malik, dan Ahmad).

Mereka yang dapat menjaga lisannya dari perkataan buruk dan tidak berguna, niscaya Allah SWT akan anugerahkan surga. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Artinya: “Barang siapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya, mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya, kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya,” (HR Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ahmad). 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits menjelaskan, bahwa mereka yang tidak dapat menjaga lisannya akan binasa di akhirat kelak. Dalam hadits tersebut menjelaskan bahwa wajah mereka akan tersungkur dalam neraka. Sabda ini disampaikan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbincang dengan Mu’adz bin Jabal RA, yaitu:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَلَا أُخْبِرُكَ بِمِلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟” قُلْتُ: بَلَى، يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: “كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا.” قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ: “ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ، أَوْ قَالَ: عَلَى مَنَاخِرِهِمْ، إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟

Artinya: “Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?” Jawabnya: ‘Iya, wahai Rasulullah.’ Maka Beliau memegang lidahnya seraya berkata, ‘Jagalah ini.’ Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami dihukum (disiksa) karena apa yang kami katakan?’ Maka Beliau bersabda: ‘Celaka engkau. Adakah yang menyebabkan orang tersungkur mukanya di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?’,” (HR Tirmidzi).

Itulah beberapa keutamaan yang bisa seseorang pelajari agar lebih bijak dalam menjaga lisan. Semoga seseorang terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta senantiasa mengingat untuk menggunakan lisan dalam kebaikan, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Desy Nurma Luthfiana

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator