Hikmah & WawasanSirah Nabawiyah

Ketulusan Cinta Nabi Muhammad kepada Umatnya, Simak

TSIRWAH INDONESIA – Berbicara tentang cinta, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam juaranya. Beliau mencintai umatnya melebihi dirinya sendiri. 

Seluruh hidupnya beliau habiskan untuk memikirkan kemaslahatan umat. Berjuang tanpa batas, mengorbankan seluruh harta, waktu dan tenaganya. 

Ketulusan Nabi Muhammad SAW tidak hanya di dunia saja, melainkan di akhirat nanti beliau akan mencari setiap umatnya untuk memberikan syafaatnya.

Ketulusan cinta Nabi Muhammad SAW sudah tertera di dalam surat At-Taubah ayat 128:

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ الرَّحِيْمٌ 

Artinya: “Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Kepribadian Rasulullah yang sangat mulia juga sudah tercantum di dalam surat Al-Qalam ayat 4:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Artinya: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Dalam buku Manusia Yang Tidak Seperti Manusia karya Ustadz Ahmad Zarkasih Lc, menjelaskan, ada beberapa bukti cinta Nabi Muhammad SAW kepada umatnya, antara lain:

Dalam kitab shahih Imam Ibn Hibban diriwayatkan, bahwa Nabi  Muhammad SAW sedang berbincang santai di rumahnya bersama Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu (RA). Beliau (Aisyah) mengatakan ketika memandang wajah Nabi  Muhammad SAW , terasa ketenangan dalam dirinya, kemudian beliau meminta Nabi Muhammad SAW untuk mendo’akanya.

Nabi pun menurutinya, lalu mengangkat tangannya berdoa kepada Allah:

للَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنَبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ، مَا أَسَرَّتْ وَمَا أَعْلَنَتْ

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ‘Aisyah, seluruh dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dosanya yang terlihat dan yang tersembunyi,” (HR Ibn Hibban).

Mendengar doanya Nabi Muhammad SAW itu, ‘Aisyah kemudian tersenyum lebar, dan tertawa. Saking senangnya, sampai-sampai ia menjatuhkan kepalanya di pangkuan Nabi Muhammad SAW . Kemudian Nabi Muhammad SAW mengatakan:

واللهِ إنَّها لَدعائي لِأُمَّتي في كلِّ صلاةٍ

Artinya: “Demi Allah, itulah doaku untuk umatku setiap sholat,” (HR Ibn Hibban).

Saat Rasulullah SAW pergi ke Tho’if untuk berdakwah, kaum itu tidak menyambut beliau dengan baik. Beliau dihina dan dilempari batu sampai terluka.

Lalu datanglah pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala . Malaikat Jibril turun, menawarkan kepada Rasulullah untuk mengazab kaum Tho’if seperti pada masa nabi terdahulu.

Rasulullah SAW menolaknya. Kemudian beliau mengangkat tangan dan berkata:

إِنَّ اللهَ لَمْ يَبْعَثْنِي طَعَّانًا وَلَا لَعَّانًا وَلَكِنْ بَعَثَنِيْ دَاعِيًا وَرَحْمَةً، اللهم اهْدِ قَوْمِيْ فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Allah tidak mengutusku untuk menjadi orang yang merusak dan juga tidak untuk menjadi orang yang melaknat. Akan tetapi Allah mengutusku untuk menjadi penyeru doa dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui,” (HR Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

BACA JUGA : 7 Keistimewaan Sholat Istikharah dalam Islam

Dalam sebuah riwayat yang masyhur, termasuk riwayat Imam Ahmad, bahwa setiap malam dalam sholatnya, Nabi Muhammad SAW tidak berhenti meminta kepada Allah untuk memberikan ampunan pembebasan azab untuk umatnya.

Abu Dzar RA mengatakan bahwa beliau mendengar Nabi Muhammad SAW dalam sholatnya membaca dan mengulang-ngulang firman Allah surat Al Ma’idah ayat 118 di setiap ruku’ dan sujudnya yang berbunyi:

اِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَاِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۚوَاِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَاِنَّكَ اَنْتَ الْعَززِيْزُ الْحَكِيْمُ  

Artinya: “Jika engkau mengazab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya memang Engkau maha pengampun lagi maha bijaksana.”

Abu Dzar RA kemudian bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang alasan kenapa mengulang ayat tersebut di setiap ruku’ dan sujud sampai waktu subuh datang. Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab:

‫إِِِبَّّنهلِل َسَشأَيْلْئااُت َرِب ال هشَفا َعةَ ِْلُهمِت َوِه َي ََنئِلَةٌ َم ْن ًَل يُ ْشِرُك

Artinya: “Aku memohon syafa’at kepada Allah untuk umatku. Dan itu dikabulkan oleh-Nya bagi mereka yang tidak menyekutukan-Nya,”(HR Ibn Abi Syaibah dan Ahmad).

Setiap malam Rasulullah SAW mengangkat tangan sambil menangis dan menyebut-nyebut umatnya. KemudianAllah SWT mengutus malaikat Jibril datang menanyai Nabi Muhammad SAW tentang apa yang membuatnya menangis.

Saking sayangnya Rasulullah SAW kepada umatnya, beliau tak pernah ridha umatnya mendapatkan azab. Karenanya dalam setiap kesempatan berdoa, beliau selalu memohon kepada Allah ta’ala untuk menghindarkan azab dari umatnya.

Demikianlah beberapa kisah kasih yang menunjukkan luar biasanya cinta Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. 

Semoga Allah SWT selalu memberi taufik dan hidayah-Nya untuk bisa mencintai, meneladani akhlak, menghidupkan sunnahnya, dan memperbanyak sholawat kepada beliau. Aamiin

Wallohu A’lam
Oleh Kurnia Ratna, S.Pd

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator