Akhlak

Memahami Konsep ‘Memaafkan Tanpa Tapi’ dalam Islam, Simak

TSIRWAH INDONESIA – Konsep memaafkan tanpa “tapi” di dalam Islam memiliki arti yang mendalam. Islam mengajarkan pentingnya memaafkan tanpa memasukkan unsur keraguan yang dapat menghalangi kedamaian hati.

Memberikan maaf kepada seseorang sejalan dengan ajaran islam, yang menekankan pentingnya kasih sayang dan perdamaian. Islam mengajarkan bahwa memaafkan adalah tindakan yang membawa keberkahan dan kebaikan.

Berikut adalah beberapa hikmah di balik memaafkan tanpa “tapi” yang dapat menjadi renungan umat islam:

Memaafkan dianggap sebagai upaya meneladani kebijaksanaan serta kebaikan sifat-sifat Allah SWT, seperti Al-Ghoffar (Maha Pengampun) dan Ar-Rohim (Maha Penyayang).

Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 53:

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya: “Katakanlah: ‘Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah SWT.’ Sesungguhnya Allah SWT mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ketika memberikan pengampunan, Allah SWT tidak membatasi siapa pun yang berhak menerima ampunan-Nya, selama mereka sungguh-sungguh bertaubat dan memohon ampunan.

Baca Juga: Begini Gambaran Manusia saat Hari Kebangkitan dalam Alquran, Catat Ini

Manusia adalah makhluk yang rentan membuat kesalahan. Memaafkan tanpa “tapi” adalah bentuk konkret dari kesabaran dan kelembutan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Memberi maaf tanpa syarat dapat membantu membersihkan hati dan jiwa dari rasa dendam, kebencian, serta kemarahan. Hal ini dapat memberikan kedamaian batin dan memperkuat hubungan antar individu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ

Artinya: “Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya), kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah, kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat)’,” (HR Muslim).

Islam mengajarkan pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik. Memaafkan orang lain dapat memelihara hubungan yang harmonis, menghindari pertengkaran, permusuhan, dan kebencian dalam masyarakat.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 134:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah SWT mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

Konsep memaafkan tanpa “tapi” dapat umat islam pahami dan amalkan, sehingga dapat meraih keberkahan serta menjalin hubungan yang lebih baik dengan sesama manusia.

Wallohu A’lam
Oleh Nurul Fauziah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator