Qona’ah: Kunci Kepuasan Hati, Mengatasi Masalah Psikologis
TSIRWAH INDONESIA – Dalam kehidupan sehari-hari, banyak di antara kita yang sering merasa kurang puas dengan apa yang kita miliki.
Hal ini bisa memicu berbagai masalah psikologis seperti kecemasan, stres, bahkan depresi.
Islam menawarkan konsep qona’ah—kepuasan hati—sebagai salah satu solusi dalam menghadapi persoalan-persoalan psikologis ini.
Praktik qona’ah mengajarkan seseorang untuk menerima segala sesuatu yang ia miliki dengan rasa syukur dan tidak berlebihan dalam mengejar duniawi.
Pengertian Qona’ah dalam Islam
Qona’ah berasal dari bahasa Arab, yang berarti merasa cukup dan puas dengan apa yang ia miliki.
Dalam ajaran Islam, qona’ah mencakup sikap menerima ketentuan Allah dengan lapang dada serta tidak memaksakan diri untuk mengejar hal-hal yang berada di luar batas kemampuan.
Sikap ini tidak hanya membawa ketenangan batin, tetapi juga menjauhkan seseorang dari berbagai penyakit hati seperti iri, dengki, dan ambisi dunia yang berlebihan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan Qona’ah dalam berbagai hadits. Salah satu hadits riwayat Imam Muslim menyatakan:
طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الإِسْلاَمِ، وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
Artinya: “Berbahagialah orang yang diberi hidayah untuk memeluk Islam, dan ia diberikan kecukupan serta Allah berikan
sifat qona’ah terhadap apa yang telah diberikan kepadanya,” (HR. Muslim).
Hadits ini menegaskan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada jumlah harta yang kita miliki, tetapi pada rasa cukup yang Allah tanamkan di hati seorang Muslim.
Qona’ah dalam Mengatasi Masalah Psikologis
Dalam dunia psikologi, masalah yang timbul akibat ketidakpuasan sering dikaitkan dengan stres dan kecemasan. Kebutuhan yang tidak pernah terpuaskan dapat menyebabkan seseorang merasa cemas, tertekan, dan gelisah. Dalam Islam, qona’ah dapat menjadi kunci untuk mengatasi perasaan ini.
Pertama, dengan qona’ah, seseorang diajarkan untuk menghargai apa yang dimiliki, bukan berfokus pada kekurangan. Hal ini sangat relevan dengan teori psikologi yang terdapat pada jurnal Psychological Well-Being in Islam: The Role of Qana’ah, bahwa rasa syukur dapat meningkatkan kesejahteraan mental seseorang.
Saat seseorang merasa cukup, ia akan lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidupnya, dan ini berdampak langsung pada kesehatannya secara keseluruhan.
Kedua, qona’ah mengurangi tekanan sosial. Dalam era modern, media sosial sering kali menjadi sumber perbandingan dan ketidakpuasan. Banyak orang yang merasa kurang karena melihat pencapaian orang lain di media sosial.
Dengan mengamalkan qona’ah, seseorang akan lebih mudah menerima takdirnya tanpa merasa tertekan oleh standar sosial yang
tidak realistis.
Ketiga, qona’ah membantu mengelola ekspektasi. Banyak masalah psikologis timbul karena ekspektasi yang tidak realistis atau terlalu tinggi. Dengan qona’ah, seseorang belajar untuk menyesuaikan ekspektasi dengan kenyataan, sehingga ia tidak mudah kecewa ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana.
BACA JUGA : Lakukan 3 Hal ini agar Selamat dari Siksaan Allah
Cara Menerapkan Qona’ah dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk bisa merasakan manfaat qona’ah dalam kehidupan sehari-hari, lakukanlah langkah berikut ini:
1. Mensyukuri Nikmat Allah: Bersyukur atas setiap nikmat yang Allah berikan, baik besar maupun kecil. Rasa syukur adalah kunci utama dalam menumbuhkan sikap qona’ah.
2. Menghindari Perbandingan: Jangan terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, terutama dalam hal duniawi. Fokuslah pada diri sendiri dan perbaiki apa yang bisa diperbaiki.
3. Mengatur Ekspektasi: Berusaha sebaik mungkin dalam segala hal, namun tetap serahkan hasil akhirnya kepada Allah. Jangan terlalu tinggi dalam berekspektasi agar tidak mudah kecewa.
4. Memperbanyak Doa: Mohonlah kepada Allah untuk diberikan hati yang tenang dan dijauhkan dari sifat rakus terhadap dunia.
Kesimpulan
Qona’ah merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam, yang memiliki manfaat besar bagi kesehatan psikologis. Dengan mempraktikkan qona’ah, seseorang akan merasa lebih tenang, terhindar dari stres dan kecemasan, serta memiliki mental yang lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Islam mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada berapa banyak yang kita miliki, melainkan pada seberapa besar kita merasa cukup dengan apa yang sudah Allah berikan.
Wallahu A’lam
Oleh Rizky Ramadhani