Sembunyikan Hajatmu dari Media Sosial, Sukses Ala Rasulullah
TSIRWAH INDONESIA – Perkembangan teknologi komunikasi semakin marak pada abad ke dua puluh ini. Teknologi komunikasi memungkinkan orang-orang mudah membagikan aktivitas sehari-hari, rencana, dan juga kesuksesan pencapaian melalui media sosial.
Media sosial yaitu media untuk bersosialisasi secara online (tanpa tatap muka), yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa terbatas ruang dan waktu.
Kemudahan yang pengguna dapatkan dari media sosial dan fitur menarik yang ada di dalamnya membuat banyak orang memilikinya.
Media Sosial Pembawa Penyakit Hati
Media sosial memudahkan penggunanya berinteraksi dengan banyak orang selayaknya di dunia nyata. Mereka dapat dengan mudah berkabar dan membagikan kesuksesan pencapaian hidup.
Tidak sedikit dari pengguna sosial media yang mengumbar masalah, bahkan aib orang terdekat, dan hal ini menjadi dampak negatifnya.
Tidak bijak dalam menghadapi teknologi komunikasi menjadikan mudharat (berasal dari bahasa Arab yang berarti kerusakan atau bahaya) bagi diri sendiri.
Banyak penyakit hati yang timbul di era modern ini karena media sosial, salah satu di antaranya adalah hasad. Hasad yang timbul akibat pencapaian atau rencana-rencana yang sering orang lain umbar.
Rahasiakan Hajat-hajat Pribadi
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
استَعِيْنُوا عَلَى إِنْجَاحِ الْحَوَائِجِ بِالْكِتْمَانِ فَإِنَّ كُلَّ ذِي نِعْمَةً مَحْسُودٌ
Artinya: “Bantulah kesuksesan hajat-hajat kalian dengan merahasiakannya. Karena setiap orang yang memiliki nikmat itu, akan menjadi sasaran hasad orang lain,” (HR. ath-Thabrani).
Berdasarkan hadis di atas, dapat dipahami dan ambil contoh bahwa sebagian besar rencana-rencana, keinginan-keinginan, maupun kesuksesan yang sudah didapatkan dapat menjadikan rasa dengki bagi orang lain.
Hasad yaitu tidak senang melihat kebahagiaan orang lain (kebahagiaan di dalam hadis ini disebutkan sebagai kata nikmat).
BACA JUGA : Cara Mewujudkan Mimpi, Belajar dari Sejarah Perang Mu’tah
Penangkal Hasad dan Rahasia Kesuksesan Ala Rasulullah
Untuk menjaga diri dari hasad, lebih baiknya untuk merahasiakan rencana-rencana yang akan dilakukan, supaya pencapaian berbuah keberhasilan di masa mendatang.
Diperbolehkan untuk membagikan rencana kepada orang terdekat, jika membutuhkan bantuan mereka, dan tidak harus membagikannya di media sosial hanya karena butuh pengakuan, pujian, dan sanjungan.
Dukungan dan do’a dari orang terdekat terutama dari orang tua adalah lebih mustajab (berarti mujarab, manjur).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda :
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
Artinya: “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terdzholimi,” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Selain itu, hendaknya selalu bertakwa dan bersedekah, serta melibatkan Allah subhanahu wa ta’ala semua urusan. Hanya Allah SWT yang bisa memberikan jalan kemudahan, dan yang bisa menyisihkan semua aral melintang.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Lail ayat 5-7:
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَوَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ
فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ
وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ
Artinya : “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”
Kesimpulan
Dengan demikian, kesimpulannya adalah berusaha dengan gigih dan tekun, tidak mengumbar rencana, do’a baik yang orang tua panjatkan, serta takwa dan sedekah dapat menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan yang Allah ridhoi.
Wallohu A’lam
Oleh Lofty Andayani