Pernikahan & Keluarga

Taaruf: Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan dalam Perspektif Islam

TSIRWAH INDONESIA – Taaruf adalah salah satu proses dalam Islam yang bertujuan untuk mempertemukan dua calon pasangan dengan cara yang sesuai syariat.

Berbeda dengan konsep pacaran yang umumnya berlangsung tanpa batasan, taaruf dilakukan dengan menjaga nilai-nilai agama dan melibatkan keluarga atau wali agar perkenalan lebih terarah.

Proses ini berakar dari kata ta’arafa dalam bahasa Arab ,yang berarti ‘saling mengenal’, dan dalam konteks Islam diartikan sebagai usaha untuk saling memahami tujuan hidup sebelum menikah. Allah subhanahu  wa ta’ala berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”

Dalam taaruf, pertemuan calon suami dan istri biasanya difasilitasi oleh pihak ketiga seperti keluarga atau teman dekat. Hal ini penting untuk menjaga agar interaksi antara keduanya tetap berada dalam batas-batas syariat. Selain itu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ

Artinya: “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menjadi pedoman agar perkenalan berjalan dengan aman dari godaan maksiat. Berbeda dengan hubungan pacaran, taaruf menekankan transparansi dan tujuan jangka panjang, yaitu pernikahan.

Proses taaruf menawarkan berbagai kelebihan. Salah satunya adalah menghindarkan pasangan dari perbuatan maksiat seperti zina atau khalwat yang dilarang oleh Allah. Allah subhanahu  wa ta’ala  menegaskan dalam Surah Al-Isra ayat 32 :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

Dengan berpegang pada aturan ini, taaruf dapat menjaga kesucian hubungan hingga akad nikah terlaksana. Selain itu, taaruf juga membantu kedua belah pihak untuk fokus pada tujuan pernikahan. Dalam proses ini, calon pasangan didorong untuk membahas visi dan misi hidup, serta kesiapan membangun rumah tangga.

Mereka tidak sekadar mengenal kebiasaan atau sifat, tetapi lebih kepada bagaimana keduanya bisa menjalani peran sebagai suami dan istri.
Keterlibatan keluarga dalam taaruf juga memberikan keuntungan.

Dengan adanya dukungan dan restu keluarga sejak awal, proses pernikahan menjadi lebih mudah dan lancar. Kehadiran wali juga memberikan rasa aman bagi kedua pihak, terutama bagi perempuan, sehingga mereka tidak merasa tertekan atau tergesa-gesa dalam membuat keputusan.

Di sisi lain, taaruf menawarkan efisiensi karena tidak memakan waktu lama. Jika kecocokan ditemukan, maka pernikahan dapat segera dilangsungkan. Namun, jika tidak, proses dapat dihentikan tanpa menimbulkan beban emosional yang berlebihan.

BACA JUGA: 8 Langkah Islami dalam Mencari Jodoh: Single Wajib Tahu

Meski demikian, taaruf bukan tanpa kekurangan. Salah satu tantangannya adalah keterbatasan waktu. Karena taaruf sering kali berlangsung singkat, beberapa orang merasa kurang leluasa dalam mengenali karakter pasangan secara mendalam.

Hal ini bisa memunculkan risiko ketidakcocokan setelah menikah jika tidak dibicarakan secara terbuka sejak awal. Selain itu, minimnya interaksi langsung membuat pasangan mungkin sulit membangun ikatan emosional sebelum menikah, yang bagi sebagian orang bisa menimbulkan rasa canggung setelah akad nikah.

Proses taaruf juga sangat bergantung pada perantara atau pihak ketiga yang terlibat. Jika perantara tidak memahami kebutuhan dan harapan kedua pihak, perkenalan bisa menjadi kurang efektif.

Di samping itu, ada risiko informasi penting tentang pasangan tidak terungkap sepenuhnya karena keterbatasan waktu dan formalitas yang ada dalam taaruf. Misalnya, kebiasaan buruk atau masalah psikologis mungkin baru diketahui setelah pasangan mulai hidup bersama.

Pada akhirnya, taaruf adalah salah satu cara yang dianjurkan dalam Islam untuk mengenal calon pasangan dengan menjaga kesucian hubungan. Setiap proses tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Karena itu, penting bagi pasangan untuk bersikap jujur dan terbuka dalam setiap tahap taaruf agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari. Dengan melibatkan keluarga dan berdoa memohon petunjuk dari Allah ﷻ, diharapkan pernikahan yang dijalani dapat membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi kedua pihak.

Wallahu A’lam
Oleh Rizky Ramadhani

Avatar photo

Rizky Ramadhani

Seorang Tunanetra yang biasa-biasa saja, namun ingin berdampak bagi orang-orang di sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator