AkhlakHikmah & Wawasan

Tinggalkan 3 Sumber Segala Dosa Ini jika Ingin Mulia, Simak Rahasianya

TSIRWAH INDONESIA – Setiap orang mukmin menginginkan dirinya benar-benar tergolong menjadi orang mukmin yang sejati.

Imam Malik bin Dinar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Hindarilah tiga hal dengan melakukan tiga hal yang  lain, sehingga engkau benar-benar termasuk orang yang beriman, yaitu merubah Takabur dengan tawadhu, merubah tamak dengan qonaah, merubah hasad dengan nasihat.”

Berikut penjelasannya:

Takabur atau yang sering kita kenal dengan kata sombong adalah memandang lebih diri sendiri dengan pandangan bahwa dirinya lebih mulia dan memandang orang lain dengan pandangan bahwa orang itu lebih hina.

Maka rubahlah sifat sombong itu dengan rendah hati. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al-Isro’ ayat 37 yang berbunyi:

وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًا ﴿٣٧﴾

Artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda:

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر. قال رجل: إن الرجل يحب ان يكون ثوبه حسنا و نعله حسنا. قال إن الله جميل يحب الجمال. الكبر بطر الحق وغمط الناس. رواه مسلم

Artinya: “Tidak akan masuk surga, orang yang dalam hatinya ada sifat takabur. Bertanya seorang (sahabat), ‘Bagaimana seandainya seseorang ingin memakai baju dan sepatu yang bagus?’ Nabi menjawab, ‘Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Takabur ialah menolak kebenaran (haq) dan menganiaya orang yang (merendahkannya)’,” (HR Muslim).

Tamak adalah keserakahan seseorang dalam segala hal, maka cara menghilangkannya adalah dengan rela atas segala pemberian.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 36 yang berbunyi:

وَٱلْبُدْنَ جَعَلْنَٰهَا لَكُم مِّن شَعَٰٓئِرِ ٱللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهَا صَوَآفَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا۟ ٱلْقَانِعَ وَٱلْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٣٦﴾

Artinya: “Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.”

Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda:

كل واشرب والباس و تصدق في غير سرف و لا مخيلة رواه ابو داود و احمد

Artinya: “Makan, minum, berpakaian, dan bersedakahlah dengan tidak berlebih-lebihan (boros) dan janganlah bermegah-megahan,” (HR Abu Daud dan Ahmad).

Hasad adalah mengharapkan hilangnya kenikmatan orang lain, agar berpindah kepadanya. Maka dari itu orang yang hasad membutuhkan nasihat.

Nasihat adalah mengajak orang lain kepada kebaikan dan melarangnya berbuat kerusakan. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 32 yang berbunyi:

وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا ﴿٣٢﴾

Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda:

اياكم و الحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب رواه ابو داود

Artinya: “Jauhilah sifat hasad atau dengki, karena sesungguhnya hasad atau dengki itu memakan (merusak) amal kebaikan, seperti api memakan (membakar) kayu,” (HR Abu Daud).

Wallohu A’lam
Oleh Ning Nadiyatul Muqaddasah

Editor: Dewi Anggraeni, S.Hum

Aktivis dakwah, jurnalis, interpersonal skill, tim work, content creator, dan emotional management.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator