Kesehatan

Trust Issue dan Cara Islam Mengatasinya

TSIRWAH INDONESIA – Di zaman modern seperti sekarang ini, istilah trust issue seringkali kita dengar atau baca di berbagai media.

Trust issue adalah masalah di mana seseorang mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain, baik dalam hubungan pribadi, sosial, maupun profesional.

Kondisi ini muncul akibat dari trauma atau pengalaman buruk di masa lalu. Melansir dari halodoc.com, ciri-ciri orang dengan trust issue adalah:

Orang dengan trust issue akan lebih sering memperhatikan kelemahan atau kesalahan orang lain dibanding kebaikan mereka. Itu terjadi karena pikirannya cenderung mencari bukti yang mendukung rasa ketidakpercayaan.

Ketika melihat situasi, fokus pada sisi negatif menjadi cara mereka untuk membenarkan bahwa orang lain memang tidak dapat dipercaya.

Orang dengan trust issue akan selalu curiga bahwa orang lain akan melakukan motif tersembunyi dalam hubungannya seperti pengkhianatan, mengecewakan, menipu, dan meninggalkan.

Dengan memasang sikap curiga, menjadi cara mereka mempersiapkan diri agar lebih tegar jika menerima hal-hal buruk tersebut.

Jika orang lain berbuat salah, baik sengaja maupun tidak, akan sulit bagi orang dengan trust issue untuk melupakan dan memaafkan.

Hal ini karena mereka merasa takut terluka lagi. Dengan tidak memaafkan, membuat mereka memiliki kendali untuk mencegah orang lain melukai perasaannya.

Orang dengan trust issue seringkali sulit menjalin hubungan, bahkan mereka cenderung menghindari kedekatan emosional. Perasaan ragu dan sikap jaga jarak adalah cara mereka untuk melindungi diri dari rasa sakit emosional.

||BACA JUGA : Jangan Bersedih, Muslim Punya Allah untuk Menyelesaikan Masalah

Cara Islam Mengatasinya

Trust issue adalah ujian emosional yang nyata. Namun dalam Islam, salah satu sifat mulia yang harus dijaga ialah sifat amanah (dapat dipercaya).

Oleh karena itu, Islam memberi panduan untuk mengatasinya dengan menumbuhkan keimanan, kesabaran, dan kebaikan dalam hubungan sosial. Berikut panduannya:

Menggantungkan harapan kepada manusia, seringkali berujung pada kekecewaan. Dengan kita berharap hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata, dapat menghapus rasa kecewa.

Sebab, Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah mengkhianati hamba-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Insyirah ayat 8 berbunyi:

وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

Artinya: “Dan hanya kepada Rabb-mu hendaknya kamu berharap.”

Islam mengajarkan agar kita memaafkan kesalahan orang lain. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah Asy-Syura ayat 40 berbunyi:

وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍۢ سَيِّئَةٌۭ مِّثْلُهَاۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّـٰلِمِينَ

Artinya: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”

Pahami bahwa segala ujian, termasuk pengkhianatan merupakan bagian dari rencana Allah subhanahu wa ta’ala untuk kebaikan kita. Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan memberi ujian melebihi kemampuan hamba-Nya.

Ujian adalah bentuk rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala, baik sebagai teguran ataupun penggugur dosa. Sebagaimana dalam hadits, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, penyakit, kesedihan, gangguan, ataupun kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karena hal itu,” (HR Bukhari dan Muslim).

Itulah ciri dari orang dengan trust issue dan cara Islam mengatasinya. Dengan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menerapkan ajaran Islam, trust issue dapat diatasi secara perlahan.

Jika merasa memiliki trust issue, jangan jadikan alasan untuk menutup diri dan membenarkan sikap negatif. Sebaliknya, berusahalah berubah dengan membangun kepercayaan serta memperbaiki hubungan dengan orang lain dan diri sendiri.

Apabila trust issue dirasa berdampak signifikan pada hubungan dan kesejahteraan emosional, segera konsultasikan pada psikolog dan ahlinya, hindari self diagnose.

Wallahu A’lam
oleh Aisya Qolbyhaq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator