5 Fakta Bayt Al Hikmah, Perpustakaan Terbesar Milik Islam
TSIRWAH INDONESIAÂ –Â Masa keemasan Islam tidak lepas dari adanya tokoh-tokoh dan ilmuwan jenius yang ada pada masa tersebut. Hal ini bisa terjadi karena pada masa itu banyak sekali sekolah terutama perpustakaan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Salah satu perpustakaan yang paling besar dan terkenal adalah Bayt Al Hikmah, pada perpustakaan ini masyarakat bebas belajar dan membaca buku-buku yang ada.
Tidak heran banyak sekali para cendekiawan muslim yang bermunculan, sehingga menyebabkan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan pada masa itu.
Berikut ini adalah fakta-fakta Bayt Al Hikmah yang menarik untuk disimak:
Terletak di Baghdad, Irak
Dulunya Irak merupakan pusat ilmu pengetahuan, hal ini bisa terjadi karena keberadaan dari Bayt Al Hikmah itu sendiri. Adanya perpustakaan ini, membuat semua orang berbondong-bondong untuk berkunjung ke Irak.
Letak yang strategis membuatnya mudah untuk dikunjungi, karena berada di antara kota-kota perdagangan dunia, yaitu Basrah dan Siraf.
Apalagi kota ini juga menjadi jantung dari pemerintahan islam kala itu, maka tak heran begitu banyak orang yang berkunjung ke Bayt Al Hikmah.
Didirikan pada Masa Pemerintahan Harun ar Rasyid
Sebelumnya, Harun ar Rasyid mendirikan lembaga ini dengan nama Khizanah Al Hikmah sebagai perpustakaan, sekaligus tempat untuk penerjemah dan penelitian saja.Â
Hal ini bisa terjadi karena, tingginya rasa cinta beliau pada bidang pendidikan, ditambah kebijakan tersebut juga didukung oleh masyarakatnya yang mayoritas memiliki minat yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan.
Setelah masa pemerintahan Harun ar Rasyid, beliau digantikan oleh Al Ma’mun. Pada masa pemerintahan ini, Khizanah Al Hikmah diubah namanya menjadi Bayt Al Hikmah pada tahun 815 Masehi.Â
Masa itu, Bayt Al Hikmah mencapai puncak keemasannya. Dikarenakan menambahnya koleksi-koleksi buku kuno dari Persia, Bizantium, Etiopia bahkan India.
BACA JUGA: Tahlilan: Pahala Tahlil Sampai Kepada Arwah Mayat, Benarkah Begitu, Simak
Peran Penerjemah Kristen terhadap Bayt Al Hikmah
Hunain bin Ishaq adalah kepala penerjemah dari Bayt Al Hikmah yang pandai berbahasa Arab dan Yunani.
Beliau memperkenalkan cara penerjemahan baru, yaitu menerjemahkan kalimat. Cara ini terbukti lebih efektif dibandingkan dengan menerjemahkan kata per kata.
Berkat jasanya, semakin banyak buku-buku yang berasal dari luar Arab, berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Seperti buku kedokteran karya Paulus Al Agani, kitab Republik karya Plato, Magna Moralia karya Aristoteles dan masih banyak lagi.
Proses penerjemahan ini didukung oleh pemerintahan Al Ma’mun dan masyarakat, sebagian besar dari mereka rela menafkahkan sebagian hartanya untuk kegiatan penerjemahan ini. Hasilnya semakin banyak buku terjemahan yang dipublikasi.
Berhasil Mencetak Banyak Ilmuwan Berpengaruh
Besarnya dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap Bayt Al Hikmah, membuatnya berhasil mencetak banyak sekali ilmuwan, yang berpengaruh terhadap dunia modern.
Bidang kedokteran, Ibnu Sina dengan karya Al Qonun fiat-Tibb dan dijadikan buku pedoman kedokteran bagi universitas di negara Eropa dan negara islam.
Bidang matematika, Al Khawarizmi juga merupakan ilmuwan yang berasal dari Bayt Al Hikmah, sangat terkenal dengan karyanya yaitu Aljabar.
Bidang filsafat, Al Farabi dengan karyanya Ar-Ra’yu Ahlul Madinah al Fadilah.
Bidang geografi, melahirkan Ibnu Khazdarbah dengan karyanya Kitabul masalik wal Mamalik dan masih banyak yang lainnya.
Keruntuhan Bayt Al Hikmah
Serangan tentara Mongol yang dipimpin Hulagu Khan pada tahun 1258 Masehi, membuat Khalifah Al-Musta’shim tidak berdaya.
Akibatnya 200.000 pasukan Mongol berhasil masuk dan menghancurkan kota Baghdad termasuk Bayt Al Hikmah jadi rata dengan tanah.
Akibat dari empat puluh hari penyerangan tersebut, sekitar dua juta korban jiwa berjatuhan, beberapa di antaranya ialah guru-guru, imam-imam, pembaca-pembaca termasuk keluarga sultan semuanya disapu habis.Â
Buku-buku yang ada di perpustakaan juga menjadi sasaran tentara Mongol, mereka membuangnya ke sungai Tigris sampai airnya menjadi hitam pekat karena tinta dan mereka merobek sampul buku lalu menjadikannya sandal.
Dampak dari penyerangan tentara Mongol ini berakibat fatal terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kekuasaan islam pada masa itu.
Akibat penyerangan itu pula Baghdad menjadi kota mati hingga berbulan-bulan lamanya.
Wallohu A’lam
Oleh Fiqih Wijaya