Fiqih & Akidah

Hukum Meninggalkan Khutbah dalam Sholat Idul Adha

TSIRWAH INDONESIA Kerap dijumpai jamaah yang lebih dahulu meninggalkan tempat sholat saat Idul Adha, padahal imam belum selesai berkhutbah.

Sebelum beranjak pada hukum terkait meninggalkan khutbah, perlu diketahui terlebih dahulu hukum sholat Idul Adha itu sendiri.

Surah Al-Kautsar ayat 2 telah menggambarkan pentingnya melaksanakan shalat Idul Adha dan berkurban, berikut bunyinya:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Artinya: “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”

Adapun hadits yang menerangkan bahwa sholat ‘idaini disyariatkan untuk pertama kalinya sebagai berikut:

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يُصَلُّونَ الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ (متفق عليه)

Artinya: “Ya’qub bin Ibrahim bercerita kepada kami ia berkata Abu Usamah berkata Ubaidullah bercerita kepada kami dari Nafi’ dari  Ibnu  Abbas  RA  ia  berkata:  “Aku  pernah  menyaksikan shalat  Id  bersama  Rasulullah  SAW,  Abu  Bakar,  Umar  dan Utsman  radhiyallahu  ‘anhu dan  mereka  semuanya melaksanakan shalat sebelum khutbah,” (HR Abu Dawud).

Berdasarkan dalil-dalil yang ada, para ulama sepakat memutuskan bahwa hukum sholat Idul Adha yaitu sunnah muakad.

BACA JUGA : Jangan Salah, Ini 11 Cara Buang Hajat yang Benar

Rukun-rukun dari sholat Idul Adha sendiri ialah:

1.     Berdiri (dipastikan telah niat dan bersuci)

2.     Membaca takbiratul ihram

3.     Membaca surah Al-Fatihah di setiap rakaat

4.     Ruku’ dan thuma’ninah

5.     I’tidal dan thuma’ninah

6.     Sujud dan thuma’ninah

7.     Duduk di antara dua sujud dan thuma’ninah

8.     Duduk tasyahud akhir

Tidak terdapat khutbah dalam rukun sholat Idul Adha. Begitu pula dalam syarat sah sholat Idul Adha, tidak terdapat kata khutbah.

Oleh karenanya, meninggalkan khutbah sholat Idul Adha diperbolehkan dan tidak membuat sholat menjadi batal.

Mengutip penjelasan dari Syaikh Musthafa al-Bugha, juga Syaikh Ahmad at-Thahthawi, “Jika tidak ada khutbah dalam pelaksanaan shalat hari raya, maka shalat hari rayanya tetap diperbolehkan (sah).”

Namun, kembali lagi perlu diingat bahwasannya khutbah sendiri dianjurkan untuk dilaksanakan sebagaimana dijelaskan dalam kitab Minjahut Thalibin wa ‘Umdatul Muftin karya Imam Nawawi berikut:

وَيُسَنُّ بَعْدَهَا خُطْبَتَانِ، أَرْكَانُهُمَا كَهِىَ فِي الْجُمْعَةِ وَيُعَلِّمُهُمْ فِي الْأَضْحَى الْأُضْحِيَةَ

Artinya: “Dianjurkan setelah shalat Idul Adha dua khutbah. Rukun-rukunnya adalah sebagaimana rukun khutbah shalat Jumat. Dalam khutbah Idul Adha, khatib menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kurban.”

Maka dari itu, sebetulnya cukup disayangkan apabila jamaah meninggalkan khutbah tanpa urgensi tertentu dan melewatkan ilmu yang bisa didapat dari mendengarkan khutbah tersebut.

Semoga kita semua diberi kemudahan dan kelancaran dalam setiap ibadah kita.

Wallahu a’lam
Sekar Noshafitria Harumi

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator