Alquran & HaditsHikmah & Wawasan

Jangan Sampai 7 Perkara Ini Mendahului Amal Saleh Manusia

TSIRWAH INDONESIA – Amal saleh adalah perkara yang menurut Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam harus umat Islam segerakan.

Terdapat tujuh perkara yang Rasulullah SAW sebutkan dalam sebuah hadits berkaitan tentang menyegerakan amal saleh dan menjadikannya sebagai simpanan berharga bagi umat manusia.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ سَبْعًا، هَلْ تَنْتَظِرُونَ إلا فَقرًا مُنسيًا، أَوْ غِنىً مُطغِيًا، أَوْ مَرَضًا مُفسِدًا، أَوْ هَرَمًا مُفْندًا، أَوْ مَوتًا مُجْهزًا، أَوْ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، أَوْ السَّاعَةَ فالسَّاعَةُ أدهَى وَأَمَرّ

Artinya: “Dahuluilah tujuh perkara dengan amal-amal saleh, sebab tidak ada yang kamu tunggu melainkan: 1. kefakiran yang akan melupakan (kepada amal); 2. atau kekayaan yang akan membangkitkan rasa congkak; 3. atau sakit yang akan membinasakan; 4. atau ketuaan yang akan menghabiskan (tenaga); 5. atau kematian yang akan menyudahi (segala aktivitas); 6. atau dajjal, seburuk-buruk barang ghaib yang dinantikan; 7. atau hari kiamat, padahal hari kiamat situasinya lebih dahsyat dan lebih pahit,” (HR Tirmidzi).

Dr. Husaini A. Majid Hasyim dalam kitabnya yang berjudul Syarah: Riyadush Shalihin menjelaskan maksud dari hadits di atas.

Hidup manusia di dunia ibaratnya seperti menanti salah satu kemungkinan dari tujuh hal yang terdapat di dalam hadits tersebut. Berikut penjelasan rincinya:

Pertama, kefakiran dapat membuat seseorang lupa terhadap kewajiban yang harus ia tunaikan.

Kedua, kondisi kaya raya dapat membuat seseorang sibuk mengurusi kekayaannya sehingga menjadikannya congkak.

Ketiga, kondisi ketika seseorang sakit parah sehingga membuatnya tidak berdaya untuk beramal.

Keempat, menuanya seseorang yang menyebabkan pikirannya melemah, kemudian semangat atau tekadnya yang melemah pula.

Kelima, kematian yang menyudahi segala-galanya.

Keenam, datangnya dajjal dengan segala fitnahnya.

Terakhir atau ketujuh, tibanya hari kiamat beserta segala situasi dahsyat dan pahitnya.

Semua perkara tersebut bisa saja tiba tanpa persiapan dari diri manusia. Maka dari itu, hadits ini bermaksud menganjurkan agar manusia selalu bersiap-siap dengan mencurahkan tenaga untuk beramal.

BACA JUGA : Inilah Cara Tauhid dalam Membentuk Renaissance, Simak

Masih mengacu pada kitab yang sama, terdapat dua poin utama sebagai pelajaran yang dapat diambil dari hadits yang dimaksud. Dua poin tersebut ialah:

1. Bahwa dalam kehidupan di dunia ini tidak akan terlepas dari kesulitan dan kesusahan.

2. Bahwa amal saleh adalah simpanan yang paling berharga bagi manusia.

Oleh karena itu, mari menjadikan hadits ini sebagai pengingat dalam bersegera melakukan amal saleh dan menjadikannya simpanan berharga, sebelum tujuh perkara tersebut (naudzubillah) mendahului kita.

Wallohu A’lam
Oleh Sekar Noshafitria Harumi

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator