Sirah Nabawiyah

Kepemimpinan Efektif Rasulullah SAW: 5 Sifat Wajib Pemimpin

TSIRWAH INDONESIA – Pada tanggal 20 Oktober 2024, Presiden Indonesia periode 2024-2029, Prabowo Subianto telah resmi dilantik.

Pemilu kali ini memang dipenuhi berbagai masalah dan konflik. Namun, harapan rakyat Indonesia kini tertuju pada sosok presiden baru ini.

Teladan seorang pemimpin sejati telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. 

Buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History karya Michael Hart, “Rasulullah adalah pemimpin paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia.”

Michael H. Hart, astrofisikawan dari University of Maryland, menempatkan Nabi Muhammad SAW di urutan pertama sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia.

Hart menyatakan bahwa Rasulullah SAW adalah pemimpin yang tangguh, tulus, dan efektif, baik dalam aspek spiritual maupun pemerintahan.

Keberhasilan beliau mengubah masyarakat Jahiliyah menjadi peradaban yang beradab dan berlandaskan nilai-nilai moral adalah bukti nyata.

Ilias Lursema, penulis studi Timur Tengah, menyebutkan di National Geographic bahwa masyarakat Arab hidup dalam kerusakan moral sebelum Islam.

Bangsa Arab pra-islam senantiasa terlibat dalam perjudian, minum-minuman keras, riba, dan berbagai perbuatan tercela lainnya. Namun, dengan hadirnya syariat Islam, mereka berubah menjadi bangsa yang bermartabat.

Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:

قَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ۝٢١

Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”

Mengutip dari republika.co.id, Rasulullah SAW dikenal memiliki beberapa sifat yang mencerminkan kepemimpinannya yang agung. Di antaranya:

Peristiwa pembebasan kota Makkah adalah salah satu bukti kelembutan Nabi SAW. Beliau memaafkan kaum Quraisy tanpa melakukan pembalasan apa pun. 

Tindakan penuh kasih ini akhirnya mendorong kaum Quraisy untuk berbondong-bondong memeluk Islam.

BACA JUGA : Kepemimpinan: Benarkah Wanita Dilarang untuk Menjadi Pemimpin, Ini Jawabannya 

Rasulullah SAW selalu memberikan contoh terlebih dahulu sebelum memerintahkan sahabatnya. 

Suatu ketika, Baginda Rasul SAW memberikan tempat duduk di sampingnya dan membentangkan serbannya untuk seorang sahabat yang terlambat hadir dalam majelisnya.

Saat terjadi perselisihan tentang peletakan Hajar Aswad, Nabi SAW meletakkannya di atas sebuah kain dan meminta para pemuka suku untuk mengangkatnya bersama.

Figur Rasulullah SAW yang penuh dengan kasih sayang tidak mencegah beliau untuk bertindak tegas ketika dibutuhkan.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits:

وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا

Artinya: “Demi Allah apabila Fathimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku akan potong tangannya.” (HR Darami)

Salah satu kebijaksanaan Nabi adalah keputusan penundaan hukuman seorang wanita yang mengaku berzina hingga selesai melahirkan dan menyusui.

Kepemimpinan Rasulullah SAW bukan hanya berhasil membawa Islam ke puncak kejayaan, tetapi juga menjadi contoh ideal bagi pemimpin mana pun.

Sifat-sifat beliau di atas seharusnya menjadi inspirasi, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam pemerintahan.

Wallohu A’lam
Oleh Nazly

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator