Sirah NabawiyahTokoh & Sejarah

4 Keistimewaan Khadijah Binti Khuwailid: Trendsetter Independent Woman Masa Rasulullah 

TSIRWAH INDONESIA – Inpendent woman menjadi perbincangan hangat dewasa ini. Para perempuan berlomba-lomba untuk memiliki kedudukan yang sama seperti laki-laki dan turut eksis di berbagai tatanan kehidupan.

Independent woman atau perempuan yang berdiri sendiri, adalah hasil dari kampanye emansipasi wanita yang dilakukan sekumpulan masyarakat belakangan ini.

Jika beberapa zaman ke belakang perempuan berlomba untuk dinikahkan oleh laki-laki ber-status tinggi, di zaman ini perempuan berlomba untuk meraih julukan independent woman tersebut.

Namun jika kita ulik kembali, independent woman sudah ada dan eksis sejak zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. 

Perempuan yang menggambarkan karakteristik independent woman  adalah Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah SAW dan ibunda dari Fatimah Az-Zahra. 

Melansir dari laman artikel idxislamic.co.id beliau adalah pedagang sukses dan kaya yang terlahir dari keluarga terpandang. Di saat perempuan lain terkekang dan diperlakukan dengan tidak layak, Siti Khadijah menjadi perempuan yang disegani bangsa Quraisy.

Keahlian berdagangnya ia dapatkan dari sang ayah Khuwailid bin Asad yang juga seorang saudagar sukses. Tumbuh dalam keluarga yang bermoral menjadikannya perempuan mandiri, cerdas, dan berakhlak mulia.

Inilah beberapa keistimewaan Siti Khadijah yang menggambarkan istilah  independent woman di jaman ini:

Baca Juga: Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid: Pendamping Dakwah Pertama Rasulullah

Karirnya sebagai wirausaha yang sukses membuktikan Siti Khadijah sangat pandai membangun dan mengelola karirnya. Dapat bersaing dengan pedagang lain yang mayoritas adalah laki-laki. 

Melansir dari laman artikel unida.ac.id, Siti Khadijah tidak hanya memiliki modal materi yang besar, tapi juga modal non materi yang bagus. 

Modal materi ia gunakan untuk investasi yang produktif untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnisnya. 

Sedangkan modal non materinya adalah kepiawaian beliau mengatur hal teknis, seperti menyeleksi karyawan dan memilih mitra dagang yang tepat. 

Sama halnya dengan perempuan di zaman ini yang melakukan banyak cara untuk membangun karir dan mimpi mereka masing-masing.

Tumbuh dengan kekayaan orang tua nya tidak membuat Siti Khadijah lalai dan manja. Orang tuanya kerap mendidiknya menjadi anak yang mandiri.

Siti Khadijah tahu bagaimana mengelola warisan perniagaan yang diberikan ayahnya. Bermodalkan pengetahuan dari sang ayah dan keberanian dalam mengambil langkah, ia berhasil mengelola bisnis sang ayah menjadi lebih besar.

Tentu saja ini menjadi pembelajaran bagi para perempuan di zaman ini untuk berani mengambil langkah supaya terus maju dan tidak terlena akan kenikmatan yang ia miliki.

Siti Khadijah unggul dalam berbagai sisi kepribadian, hingga Rasulullah SAW pernah berkata bahwa Siti Khadijah adalah sebaik-baiknya wanita.

عَن عَلِي ابْنِ طَالِب رَضِي اللّٰهُ عَنهُ، قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلّى اللّٰهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ ، وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ

Dari Ali bin Abi Thalib mengatakan, Rasulullah bersabda: ‘Sebaik-baik wanita adalah Maryam binti Imran dan sebaik-baik wanita adalah Khadijah.” (HR. Bukhari).

Satu lagi keberanian Siti Khadijah yang menggambarkan banyak perempuan saat ini adalah Siti Khadijah berani  meminta Rasulullah untuk meminangnya.

Keberhasilan bisnis Siti Khadijah tidak hanya di dalam Makkah, namun juga sampai mancanegara. 

Dalam kitab Ummul Mu’minin Khadijah Binti Khuwailid al-Matsal al-A’la li Nisa al-‘Alamin karya Ibrahim al-Jamal, Siti Khadijah berhasil menyebar luaskan bisnisnya hingga ke Yaman, Persia, dan India. 

Luasnya bisnis lah yang membuat Siti Khadijah memiliki banyak relasi, dan para investornya pun tidak ragu untuk berbisnis bersama karena, kemampuan komunikasi dan etika Siti Khadijah yang disuka semua orang.

Relasi yang luas mewujudkan pengetahuan yang luas. Pengetahuan dan wawasan ia dapatkan dari para investor mancanegaranya ini. 

Pelajaran untuk para perempuan di masa ini, untuk tidak segan membangun relasi seluas-luasnya dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

Tidak hanya cantik, cerdas, dan mandiri, Siti Khadijah juga dikenal memilki hati yang luas. Gemerlap harta tidak membuatnya terlena dan berfoya-foya.

Siti Khadijah sangat suka bersedekah.

Bersedekah adalah salah satu trik jitu kesuksesannya dalam berbisnis. Ketika menjadi istri Rasulullah SAW pun, ia sedekahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dakwah Rasulullah SAW. 

Begitulah kisah Siti Khadijah yang sifatnya bisa umat Islam teladani. Siti Khadijah adalah gambaran perempuan yang berdiri sendiri di zamannya walaupun saat itu belum ada istilah independent woman seperti saat ini.

Siti Khadijah mengajarkan kepada umat Islam khususnya perempuan, untuk tidak menggantungkan hidupnya pada orang lain dan berani mengambil langkah demi meniti mimpi dan impian. 

Wallohu A’lam 
Oleh Alieftya Zahra 

Editor: Muhammad Agus

Alumni Ponpes As'adiyah, Saat ini menempuh strata 1 di STKQ Al-Hikam Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator