Hikmah & Wawasan

Konten Dakwah dengan AI, Pastikan Etika Ini Sudah Dipahami

TSIRWAH INDONESIA – Berdakwah tidak hanya dilakukan di masjid-masjid atau majelis dakwah saja. Dakwah bisa melalui media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.

Semakin banyaknya konten yang beredar di media sosial, tentu persaingan mendapatkan algoritma terbaik dari pembuatan konten Islami menjadi cukup sulit. 

Pemilihan jenis konten berupa visual, audio, dan audiovisual menjadi pilihan menarik terutama dengan bantuan AI.

Berdasarkan firman AllahsSubhanahu wa ta’ala dalam Al-Quran surah Al-Qashas ayat 87, yaitu:

وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنْ آيَاتِ اللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنْزِلَتْ إِلَيْكَ ۖ وَادْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: “Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang musyrik.”

Ayat tersebut menerangkan bahwa setiap Muslim wajib menyampaikan dakwah tanpa harus takut terhalang hal-hal yang menyulitkan dakwahnya. Berdakwah bisa menggunakan media apapun.

Berdasarkan jurnal Efektifitas Media Online sebagai Sarana Dakwah, jika para dai atau mubalig ingin memanfaatkan teknologi informasi modern sebagai media dakwah, ia harus memahami dan memengaruhi kebijakan pers, radio dan televisi.

Hal ini terjabarkan dalam bentuk politik redaksi (redactional policy) dan agenda masing-dengan memperhatikan moral, etika dan nilai-nilai agama. 

Kecanggihan AI saat ini membuat seseorang tidak dapat lagi membedakan konten yang ia lihat, termasuk buatan AI atau bukan. Pembuat konten harus memahami etika dasar dalam pembuatan konten dakwah menggunakan AI.

BACA JUGA : 4 Prioritas Objek Berdakwah Menurut Al-Qur’an

Berdakwah bukan hanya persoalan menyampaikan ilmu kepada umat. Berdakwah juga harus mementingkan adanya kejujuran dari pembuatan konten agar audiens tidak merasa termanipulasi.

Salah satu persoalan yang sering timbul akibat pembuatan konten dakwah menggunakan AI adalah tidak terbukanya kreator untuk menyampaikan bahwa konten yang ia produksi termasuk buatan AI.

Contohnya pembuatan video yang menampilkan visual suatu objek hasil dari penggunaan Chatbot. Kreator seharusnya bisa memberi label terhadap video tersebut bahwa objek ini adalah buatan AI.

Transparansi kreator juga menandakan bahwa penyampaian dakwah bukan hanya sekadar isi dari kontennya saja, kebenaran yang audiens dapatkan harus sesuai dengan yang ia lihat di konten tersebut.

Pembuatan konten dengan bantuan AI memang terasa lebih mudah sehingga seseorang bisa membuat dua hingga lima konten setiap harinya. Akan tetapi, kualitas konten juga perlu menjadi perhatian untuk mencapai audiens yang tepat.

Tentu dalam pembuatan konten dakwah menggunakan AI tetap menjadikan Al-Quran dan hadis sebagai referensi isi konten. 

Hal tersebut guna memastikan konten mengandung kebenaran yang sudah tervalidasi berdasarkan referensi tersebut.

Penting melakukan pengecekan ulang segala jenis konten yang telah AI buat. Memastikan kembali bahwa penafsiran berdasarkan referensi sudah dilakukan dengan tepat sesuai hadis atau ayat terkait.

Semakin maraknya digitalisasi membuat segala privasi terasa sulit dilakukan. Seseorang dengan mudah mengakses data pribadi orang lain di platform seperti dark web

Bahkan beberapa website saat ini sudah dapat mendeteksi dan melacak riwayat seseorang hanya menggunakan foto.

Maka dari itu, pembuatan konten dakwah juga perlu memastikan bahwa isi konten tidak terdapat data pribadi yang akan merugikan pihak tertentu, baik secara material maupun non-material.

Dakwah saat ini bisa di mana saja, terutama platform media sosial dengan akses yang mudah bagi banyak orang, untuk membuat konten dakwah yang menarik, penggunaan AI menjadi opsi yang tepat. Akan tetapi, penting memahami etika dalam penggunaan AI sebagai media dakwah. 

Wallohu A’lam
Oleh Ivas Salsabilla 

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator