Stop Overthinking, Begini Cara Islam Meraih Ketenangan Batin
TSIRWAH INDONESIA – Overthinking dalam dunia medis, merujuk pada aktivitas berlebihan dalam memikirkan dan merefleksikan suatu hal. Kondisi inilah yang kemudian berujung pada kecemasan, tidak percaya diri, dan takut menghadapi suatu keadaan yang belum pasti terjadi.
Overthinking menjadi salah satu masalah serius yang dapat mengganggu kondisi kesehatan mental seseorang. Islam, sebagai agama yang mengajarkan kedamaian dan keseimbangan, memberikan panduan untuk mengatasi kecenderungan berlebihan berpikir ini.
Ketika seseorang mengalami overthinking terhadap perkara yang belum tentu terjadi, islam mengajarkan beberapa cara untuk meraih ketenangan batin, di antaranya:
Menjaga Keseimbangan Hidup
Cara pertama yaitu menjaga keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Ini menunjukkan bahwa dalam hidup sebaiknya tidak terlalu fokus pada kekhawatiran materi, atau kesuksesan duniawi yang berlebihan.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا
Artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok,” (HR Ibnu Umar).
Hadis di atas menekankan konsep keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. Artinya, umat islam dapat menyikapi overthinking dengan cara menjalani kehidupan dunia secara bijaksana, serta senantiasa mempersiapkan diri untuk urusan akhirat.
BACA JUGA: Adab Buang Hajat dalam Islam, Berikut 5 di Antaranya
Tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Selanjutnya, yaitu bersikap tawakal. Islam memberikan tuntunan dalam menyikapi overthinking dengan cara tawakal, yaitu berserah diri dengan kepercayaan penuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah SWT berfirman dalam surah Ghafir ayat 44:
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Artinya: “Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Melihat akan hamba-hamba(Nya).”
Ayat ini menjelaskan tentang tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT sambil tetap berusaha dan bekerja keras. Tawakal bukan berarti pasif, tetapi lebih kepada kesadaran bahwa hasil akhir atas setiap usaha tergantung pada kehendak Allah SWT.
Bersyukur dan Menerima Takdir
Cara islam dalam meraih ketenangan batin berikutnya adalah dengan bersyukur dan menerima takdir. Overthinking sering kali muncul karena seseorang sulit menerima kenyataan, terlalu banyak membandingkan diri dengan orang lain, dan kurang mensyukuri nikmat-Nya.
Berkaitan dengan overthinking, Habib Husein bin Ja’far Al-Hadar pernah berpesan:
“Overthinking tidak akan mengubah keadaanmu. Berdamailah dengan apa yang telah terjadi. Jika Allah SWT saja mengampuni dirimu, padahal Dia yang paling berhak untuk menghukummu, kenapa engkau menghukum dirimu sendiri, padahal itu bukan hakmu. Hal itu akan membuat kamu berada dalam keadaan yang semakin buruk dan buruk. Maka ampuni dirimu sendiri sebelum kau meminta ampun kepada Allah SWT.”
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 152:
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: “Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
Ayat tersebut menegaskan pentingnya mengingat Allah SWT, bersyukur, dan tidak mengingkari nikmat-Nya. Bersyukur berarti mengakui dan mensyukuri segala nikmat dari Allah SWT, baik kenikmatan yang besar maupun kecil.
Demikian cara islam mengajarkan umatnya dalam meraih ketenangan batin. Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai di atas, dapat menuntun seseorang dalam menyikapi overthinking untuk menuju kebahagiaan dunia hingga akhirat.
Wallohu A’lam
Oleh Nurul Fauziah