Akhlak

Umat Islam Wajib Memiliki Sifat Husnudzon, Simak

TSIRWAH INDONESIA Setiap manusia pasti memiliki masalah di dalam hidupnya, terkadang masalah datang bertubi-tubi dengan permasalah yang lebih besar.

Hal ini yang membuat manusia tersebut merasa sedih dan marah, namun sebagai umat Islam diajarkan untuk memiliki sifat husnudzon.

Husnudzon berarti berprasangka baik atau berpikir positif. Dalam ilmu akidah akhlak sifat husnudzon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu husnudzon kepada Allah subhanallah wa ta’ala, husnudzon kepada diri sendiri, dan husnudzon kepada sesama.

Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk memiliki sifat husnudzon dan menjauhi sifat suudzon yaitu berprasangka buruk. Hal ini tertulis dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 yaitu:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

Allah SWT tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya kecuali dia bisa melewatinya karena Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dari itulah hukum husnudzon kepada Allah SWT ialah wajib.

Ketika seseorang muslim memiliki keinginan ataupun cobaan dalam hidupnya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memerintahkan untuk berdoa kepada Allah SWT. Beliau menyebutkan:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Artinya: “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin doa kalian dikabulkan. Dan ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai dan tidak bersungguh-sungguh,” (HR Tirmidzi no 3479).

Baik berhusnudzon kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia ada banyak hikmah dan manfaat memiliki sifat husnudzon, yaitu:

Sifat husnudzon bisa membuat hati lebih tenang dan tentram karena orang yang memiliki sifat berprasangka baik di dalam hidupnya tidak akan terbebani oleh pikiran buruk dan pandangan buruk terhadap orang lain.

Mengutip dari situs bola.com, dengan memiliki sifat husnudzon, seseorang cenderung memupuk rasa saling percaya kepada orang lain sehingga terciptalah rasa saling menghargai dan menghormati kepada orang lain.

BACA JUGA : Sandal Jumatan: Miliknya Hilang, Mengambil Milik Orang Lain

Orang yang berhusnudzon akan senantiasa mengintrospeksi diri sendiri sebelum mengintrospeksi orang lain. Hal inilah yang membuat sifat husnudzon dapat menghindari seseorang dari penyakit hati seperti iri, dengki dan penyakit hati lainnya.

Ketika seseorang menerapkan sifat berprasangka baik, dia akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keinginannya, entah itu keinginan di dunia maupun di akhirat, dan dia sadar akan hukum sebab dan akibat ketika dia melakukan sesuatu.

Sebagai seorang muslim dalam menghadapi masalah perlulah berusaha semaksimal mungkin, berdoa, dan bertawakal.

Husnudzon bisa meningkatkan tawakal karena telah percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah Allah SWT atur dan Allah SWT senantiasa akan membantu hambanya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 49:

اِذْ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ غَرَّ هٰٓؤُلَاۤءِ دِيْنُهُمْۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ 

Artinya: “(Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya berkata, ‘Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya.’ Allah berfirman, ‘Siapa pun yang bertawakal kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana‘.

Menerapkan sikap husnudzon memang membuat hati tenang, akan tetapi bila telah merasa ada sesuatu yang mengancam apalagi menyangkut keselamatan diri sendiri sikap curiga juga diperbolehkan.

Kejadian buruk bisa terhindar dengan sikap berhati-hati. Oleh karena itu, sebelum bertindak perlu berfikir akan peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 94:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا ضَرَبْتُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَتَبَيَّنُوْا وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ اَلْقٰىٓ اِلَيْكُمُ السَّلٰمَ لَسْتَ مُؤْمِنًاۚ تَبْتَغُوْنَ عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۖ فَعِنْدَ اللّٰهِ مَغَانِمُ كَثِيْرَةٌۗ كَذٰلِكَ كُنْتُمْ مِّنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, bertabayunlah (carilah kejelasan) dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu, ‘Kamu bukan seorang mukmin,’ (lalu kamu membunuhnya) dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Demikianlah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya kepadamu, maka teliti lah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Baik berhusnudzon ataupun curiga, keduanya harus dilandasi oleh kejelasan dan bukti-bukti yang ada.

Husnudzon menghantarkan seseorang ke hidup yang lebih damai sedangkan berhati-hati dapat menghindarkan seseorang dari peristiwa buruk. Penting umat Islam memiliki sifat husnudzon dalam kehidupan sehari-hari.

Wallahu A’lam
Oleh Widi Dian Astuti

Editor: Divya Aulya

Penulis bau amis yang menulis sejumlah karya fiksi dan non-fiksi. Memiliki ketertarikan dalam dunia kebahasaan, memiliki visi dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator