Kesehatan

Tips Diet Metode Puasa Intermittent Fasting

TSIRWAH INDONESIA – Berpuasa intermittent fasting merupakan metode ampuh untuk diet. Kegiatan diet ini kerap kali terjadi pada anak muda yang ingin mendapatkan berat badan yang proporsional.

Islam mengajarkan keutamaan berpuasa. Mengutip dari kemenag.go.id, pengertian puasa secara etimologis berasal dari kata “As-shaum”, yang secara harfiah berarti menahan diri dari melakukan suatu tindakan.

Penerapan waktu puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tidak hanya pada bulan Ramadan, terdapat beberapa jenis puasa sunnah yang memiliki banyak keberkahan.

Berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim, keutamaan puasa sebagai berikut:

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بَعْدَ اللَّهُ تَعَالَى وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيفًا

Artinya: “Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, niscaya Allah akan menjauhkan dirinya dari neraka sejauh jarak tujuh puluh tahun.” (HR Bukhari & Muslim)

Puasa sunnah di antaranya yaitu puasa Nabi Daud, puasa Senin-Kamis, puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Ayyamul Bidh, puasa Arafah, puasa Asyura, dan puasa di bulan Syakban.

Melansir dari halodoc.com, diet intermittent fasting berfokus pada pola makan dengan lama waktu yang berbeda antara makan dan berpuasa. Akibatnya, penekanannya bukan pada jenis makanan yang terkonsumsi, tetapi pada pembatasan waktu makan.

Hal ini hampir mirip penerapannya dengan pelaksanaan puasa, yaitu seseorang harus menahan makan dan minum pada rentang waktu berpuasa.

BACA JUGA : Diet Sehat ala Rasulullah SAW: Panduan Menuju Hidup Sehat

Untuk menerapkan kedua metode ini, ada beberapa tips yang bisa memudahkan untuk menghitung jadwal intermittent fasting:

Metode intermittent fasting biasanya menggunakan pola 16/8, yaitu 16 jam tidak makan dan delapan jam waktu untuk makan. Misalnya, waktu makan mulai pukul 07.00 dan selesai pukul 15.00, kemudian melanjutkan dengan konsumsi minuman saja.

Sedangkan puasa sunnah berdurasi 12 hingga 14 jam. Namun, puasa sunnah tidak boleh mengonsumsi apa pun, termasuk minuman.

Jadwal keduanya bisa disesuaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses diet.

Intermittent fasting sebaiknya pelaksanaannya rutin setiap hari. Akan tetapi, motivasi yang kurang maksimal menyebabkan seseorang kerap kali tidak konsisten dalam melaksanakannya.

Pelaksanaan puasa sunnah tergantung pada pemilihan jenis puasanya. Paling optimal adalah menerapkan puasa Nabi Daud, karena dilakukan secara berselang-seling, yaitu satu hari puasa dan satu hari tidak berpuasa.

Pada waktu tidak berpuasa, dapat menggunakan metode warrior fasting, yaitu mengonsumsi buah dan sayur pada siang hari serta makanan normal pada malam hari dengan memperhatikan jumlah kalori.

Penggunaan metode warrior fasting tersebut untuk mempersiapkan diri pada pelaksanaan puasa keesokan harinya.

Terdapat beragam manfaat berpuasa, terutama dalam menjaga metabolisme tubuh. Hal ini akan mempermudah pula seseorang dalam program diet.

Berpuasa juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung akibat kolesterol, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Menahan nafsu makan juga dapat menyebabkan detoksifikasi atau pembuangan racun dalam tubuh.

Manfaat lain dari berpuasa adalah mengelola nafsu makan yang sering timbul. Kebiasaan rutin berpuasa akan mengontrol jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh, sehingga meminimalisir terjadinya obesitas.

Berpuasa merupakan cara efektif untuk diet. Program ini sesuai dengan metode intermittent fasting sehingga membantu menjaga metabolisme tubuh tetap normal.

Program diet ini tentu harus diimbangi dengan makan makanan bergizi tinggi serta olahraga yang cukup agar penurunan berat badan menjadi lebih optimal.

Wallahu ‘Alam
Oleh Ivas Salsabilla

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tsirwah Partnership - muslimah creator